Banda Aceh-Aceh berhasil meraih dua rekor dunia sekaligus
dengan mengadakan training bahasa inggris terbesar di dunia yang diadakan di
Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Sabtu (30/06/12). Kedua rekor tersebut
yaitu Guinnes Royal World Record dan Amazing World Record. Acara di hadiri oleh
ribuan peserta, ratusan trainer, dan puluhan panitia. Turut hadir pula
perwakilan dari Guinnes Royal Worlds Records dari Inggris, Ron Muller dan
Perwakilan Amazing World Record dari India, Paavan Solanski, yang memberikan
penghargaan berupa sertifikat kepada panitia. Ini merupakan training B.Inggris
dengan jumlah peserta terbanyak di dunia. Acara ini digagas oleh Mr.Rusdy, selaku
CEO dari komunitas Mister English Club (MEC). Peserta yang mengikuti training
terdiri dari 1000 siswa SD/sederajat, 1000 siswa SMP/sederajat, 1000 siswa
SMA/sederajat, 1000 mahasiswa, dan 1000 masyarakat umum. Mereka memenuhi tribun
stadion sebelah barat. Riuh tepuk tangan mengiringi jalannya acara. Di akhir
acara, setiap trainer mengajak para peserta untuk mulai belajar dan membentuk
kelompok-kelompok.
Sabtu, 30 Juni 2012
Jumat, 29 Juni 2012
Hachi, Si Anjing Setia
Malam semuanya, kali ini aku akan berbagi tentang kisah
anjing paling setia yang bernama Hachi. Kisah kesetiaan anjing ini begitu
terkenal hingga di film kan ke layar lebar dengan judul, Hachiko, A dog story. Ini merupakan film drama Amerika 2009 yang
disadur ulang dari film jepang produksi 1987, Hachiko Monogatari yang
dibintangi oleh Nakadai dan film tersebut sempat menggemparkan Jepang dan
mencetak rekor penjualan tiket sebesar 4 milyar yen.
Ini merupakan kisah nyata yang
terjadi pada 1924 di Jepang tentang hidup hachi dan majikannya, professor Ueno.
Hachi lahir
10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama
Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga
Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi
dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita
Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman
jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari
Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam,
Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo. Hachi menjadi anjing peliharaan
Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran
Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae,
berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara
Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun
semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga
Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor
anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno
diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Sore sekarang. Ketika Profesor
Ueno berangkat kerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu
rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi
kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari,
Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput. 21 Mei 1925, seusai
mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus
menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3
hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga
malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi
masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia
pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya. Nasib malang ikut menimpa
Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata
tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah
seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara
Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia
kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran
Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa.
Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga.
Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.
Pada
musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi
tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan
Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar
jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di
Stasiun Shibuya. Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikannya di stasiun
mengundang perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang.
Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saitō
menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian
Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya
rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik
Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu
kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang,
dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula,
akhiran kō (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang-orang
memanggilnya Hachikō. Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang
pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat
patung Hachikō. Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō
untuk berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang
mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual kartu pos
bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Andō
selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō, dan proyek pengumpulan
dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon
Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachiko.
Patung perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun
Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan
sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga membuat patung lain
Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung
tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan permaisuri Kojun. Selepas
pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah
tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut
berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya tidak pernah pergi ke
sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis. Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri
orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno,
pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari
Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung
seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di samping makam
Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachikō diopset, dan
hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.
Pada 8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di Ōdate.
Tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung
Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah Hachikō
dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di
Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).
Pada
tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu Hachikō
ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di
Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut
merupakan karya pematung Takeshi Ando, anak laki-laki Teru Ando. Pintu keluar
Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachiko disebut Pintu Keluar
Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948, patung Hachikō diletakkan di
bagian tengah halaman stasiun menghadap ke utara. Namun setelah dilakukan
proyek perluasan halaman stasiun pada bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah
ke tempatnya yang sekarang dan menghadap ke timur. Film Hachiko Monogatari
karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Pada
bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya, Ōdate. Monumen
peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12 Oktober 2003 di lokasi rumah
kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama spesial tentang Hachikō ditayangkan
jaringantelevisi Nippon
Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu
no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita)
gimana pendapat kalian setelah membaca kisahnya Hachi? Mengharukan banget kan :)
Seorang anjing bisa begitu setia kepada majikannya. Kita harus banyak belajar tentang arti kesetiaan pada seekor anjing. Mereka jauh lebih pintar dan tahu caranya membalas budi.
Semoga kita semua bisa mengambil banyak pelajaran dari kisah ini dan menjadi orang yang lebih baik setiap harinya :)
gimana pendapat kalian setelah membaca kisahnya Hachi? Mengharukan banget kan :)
Seorang anjing bisa begitu setia kepada majikannya. Kita harus banyak belajar tentang arti kesetiaan pada seekor anjing. Mereka jauh lebih pintar dan tahu caranya membalas budi.
Semoga kita semua bisa mengambil banyak pelajaran dari kisah ini dan menjadi orang yang lebih baik setiap harinya :)
Kamis, 28 Juni 2012
Cinta Diam-Diam
Aku
tak mengerti, apa yang kurasa
rindu yang tak pernah begitu hebatnya
aku mencintaimu lebih dari yang kau tau
meski kau takkan pernah tau
aku persembahkan hidupku untukmu
telah ku relakan, hatiku padamu
namun kau masih bisu, diam seribu bahasa
dan hati kecilku bicara
rindu yang tak pernah begitu hebatnya
aku mencintaimu lebih dari yang kau tau
meski kau takkan pernah tau
aku persembahkan hidupku untukmu
telah ku relakan, hatiku padamu
namun kau masih bisu, diam seribu bahasa
dan hati kecilku bicara
(Lirik
lagu Pupus_Dewa 19)
Seperti lirik lagu
di atas, banyak orang yang pernah mengalami hal serupa. Menyukai seseorang
tanpa bisa berbuat apapun. Alasannya, karena tak mempunyai keberanian. Memutuskan
untuk mencintai secara diam-diam.
Menyukai seseorang adalah
hal yang sangat wajar. Tapi, tidak semua orang mempunyai keberanian untuk
mengutarakannya, terlebih para wanita. Di tempat kita, wanita yang mengutarakan
perasaannya kepada pria yang disukai, dianggap terlalu agresif dan dipandang negatif.
Hal ini lah yang membuat para wanita tak berani mengungkapkan perasaanya pada pria yang disukai. Yang bisa dilakukan para wanita hanyalah mengirimkan sinyal-sinyal berupa gerak dan bahasa tubuh kepada pria yang disukai. Beruntung
jika pria yang disukai juga menyukainya, tapi bagaimana jika yang terjadi
justru sebaliknya? Si pria tak merespon dikarenakan dia tidak mempunyai
perasaan apapun terhadap si wanita. Sungguh sayang posisi wanita ya. Hanya bisa
menunggu dan menunggu. Kalau penantiannya terlampau lama dan sudah tak sanggup
lagi menunggu, banyak dari para wanita memilih untuk menerima cinta yang
datang kepadanya. Daripada menunggu sesuatu yang tak pasti, kan lebih baik
menerima yang sudah ada di depan mata. Itu pendapat sebagian wanita. Walaupun,
ada juga yang berpendapat sebaliknya. Ada yang rela menunggu dan berusaha
dengan gigih memperjuangkan cintanya. Setahun, dua tahun, bahkan hingga
bertahun-tahun, rela dia menunggu sampai sang pujaan hati menyadari
kehadirannya dan mau menerimanya. Wow! Jarang-jarang ada wanita yang sekuat dan
setegar itu. Biasanya mah pada KO duluan.
Oya, blogger, ada
juga yang bilang, kalau suka sama gebetan, maka dekati dulu sahabatnya. Ada tuh
sebagian orang yang melakukannya. Tujuannya, supaya dia bisa mengorek-ngorek
informasi tentang gebetannya lebih banyak. Bagus sih sebenarnya. Tapi, blogger,
kamu juga harus memikirkan beberapa resiko yang mungkin terjadi dari tindakanmu
ini. Kamu tau apa itu? Resikonya adalah bagaimana jika sahabat gebetanmu justru
menyukaimu? Nah lho, kalau udah begini bakal repot kejadiannya. Yang ada
sahabat si gebetan justru mengira kamu menyukainya, dan lebih parah lagi, kalau
si sahabat cerita ke gebetanmu, kalau kamu lagi pedekate sama dia. Itu justru akan membuat gebetanmu berfikir kalau kamu menyukai sahabatnya. Dan kamu tahu apa
yang selanjutnya akan terjadi?
1. Kalau si gebetan tidak menyukaimu, maka
dia akan biasa saja dan mensupport sahabatnya denganmu.
2. Kalau si gebetan ternyata juga menyukaimu, maka dia akan mengalah dan mencoba melupakanmu demi persahabatan mereka.
Dari dua kondisi di
atas, tidak ada satupun yang menguntungkanmu, teman. Kamu akan tetap kehilangan
kesempatan untuk dekat dengan gebetanmu.
Jadi, kalau kamu berpikir dengan mendekati sahabat gebetanmu lantas kamu bisa mendapatkannya, itu
salah. Terkecuali jika kamu langsung mengatakan pada sahabat gebetanmu bahwa kamu
menyukai gebetanmu itu, bukan dia. Kalau begitu baru tidak ada salah paham dan
kemungkinan akan berhasil.
Selanjutnya,
blogger, cinta diam-diam itu memang kadang-kadang makan hati. Karena kamu tidak bisa menunjukkan perasaanmu yang sebenarnya pada orang yang kamu sayang.
Pengen bilang
sayang, takut.
Pengen bilang cinta,
nggak berani.
Pengen bilang
kangen, nggak punya nyali.
Kalau udah begitu,
diam adalah jawabannya.
Aku pernah membaca
kata mutiara yang kira-kira bunyinya begini :
“Sungguh menyakitkan mencintai seseorang
yang tak pernah mencintaimu, tapi lebih menyakitkan lagi jika hingga akhir
hayatmu, kamu tak pernah punya kesempatan tuk mengungkapkannya”
Dari kalimat di
atas, kamu tahu blogger, bahwa mencintai seseorang yang jelas-jelas tidak
mencintaimu memang sangat menyakitkan. Tapi kalau kamu tidak pernah
mengungkapkan perasaanmu pada orang yang kamu sukai, itu jauh lebih
menyakitkan. Tau kenapa? Karena sampai kapanpun kamu tidak akan tahu jawaban
yang sebenarnya. Bisa aja kan, ternyata orang yang kamu sukai juga menyukaimu. Tapi
karena kamu tidak pernah mengungkapkannya, dan dia pun begitu, akhirnya kalian
tidak pernah bersama. Padahal mungkin ada kesempatan buat kalian untuk bersama J
Nah, blogger, aku mau
bagiin sedikit info, cara mengetahui gebetan menyukai kamu dari gerak dan
bahasa tubuhnya. Lidah bisa bilang apa aja, tapi gerakan dan bahasa tubuh nggak
pernah bisa bohong!
Okay, lets see J
1. Perhatikan
cara dia menatap kamu
Kamu tahu bahwa mata bisa menggambarkan isi hati seseorang. Mata tidak
bisa berbohong. Jika kamu ingin tahu apakah seseorang menyukaimu atau tidak, lihatlah
matanya. Jika saat kalian bertatapan, dia memalingkan wajah kemungkinan dia
menyukaimu. Karena dia tidak tahan bertatapan lama denganmu. Tapi belum tentu
juga sih, bisa jadi dia berpaling karena merasa risih dilihat olehmu J
2. Perhatikan
tingkah lakunya
Kamu juga bisa melihat hati seseorang melalui tingkah laku (gelagat) nya.
Jika dia benar-benar menyayangimu maka dia akan dengan senang hati mendengarkan
setiap curhatan, nasehat, dan saran darimu.
3. Perhatikan
apakah dia merasa nyaman jika berada di sisi kamu
Saat
kalian sedang bersama, apakah itu sedang mengobrol, lihat apakah dia nyaman
ataukah justru merasa bosan. Kalau dia merasa nyaman itu adalah pertanda baik. Tapi
jika dia merasa bosan, kamu tentu bisa menyimpulkannya sendiri, bukan? J
4. Selalu
ada ketika kamu lagi susah
Jika
seseorang benar-benar menyukaimu maka dia akan selalu ada di saat kamu membutuhkannya.
Bahkan dia sampai rela berkorban untukmu J
5. Menarik Perhatian
Seseorang yang menyukaimu akan selalu
berusaha menarik perhatianmu. Beberapa berusaha menjadi super lucu atau super
menyebalkan hanya untuk menarik perhatianmu padanya.
Nah, itulah beberapa
tips untuk kamu mengetahui sang pujaan hati menyukaimu atau tidak. Semoga bermanfaat
dan terus perjuangkan cintamu. Buat dia menyadari bahwa kamu selalu ada
untuknya. Fighting! J
Selasa, 26 Juni 2012
Menulis...
Menulis bagi sebagian orang adalah hal yang membosankan dan
tidak menyenangkan. Tapi bagiku, itu adalah hal yang sangat mengasyikkan. Karena
melalui tulisan, aku bisa menyampaikan apa pun yang aku pikirkan dan rasakan. Dan
setelah itu, plong. Ya, menulis menjadi salah satu sarana menumpahkan perasaan.
Pemateri di MJC pernah berkata, bahwa kita bisa membuat perubahan dengan
tulisan. Dia menceritakan salah satu pengalamannya saat sedang mengantri
membuat KTP di gedung Balaikota. Saat hampir tiba gilirannya, tiba-tiba saja
mati lampu. Hal tersebut membuatnya sangat kesal, karena sudah menunggu lama
tapi justru tertunda karena mati lampu. Dan kalian tau apa yang dia lakukan? Di
saat pengantri yang lain sibuk memprotes dan marah-marah pada petugas, dengan
tenangnya dia duduk dan menulis di laptop perihal kejadian tersebut. Dan
langsung dia kirim ke temannya untuk di publikasikan ke media. Karena pemberitaan
tersebut, pemerintah terkait langsung mengurus masalah ini agar nama baik
mereka tidak tercemar.
Nah, bisa kalian lihatkan kekuatan dari sebuah tulisan? Jika
kita mau menulis, banyak hal yang bisa kita lakukan dengan itu.
Dengan menulis, kita bisa berbagi informasi kepada banyak orang,
bisa mencurahkan apa yang kita pikirkan dan rasakan, bisa merekam momen-momen
yang berharga dalam hidup kita.
Aku pernah membaca sepenggal kalimat dalam sebuah novel,
yang kira-kira bunyinya seperti ini, “Tinta paling kabur sekalipun lebih baik
dari ingatan yang paling kuat,” Artinya sekuat apapun ingatan kita, tidak
mungkin otak kita mampu mengingat setiap detil momen ataupun peristiwa sejak
kita kecil hingga dewasa seperti saat ini. Tapi dengan kita menulis, baik itu
di blog atau pun di buku diary, maka momen-momen itu sudah terekam dalam
tulisan kita. Dan kapanpun kita ingin mengenangnya, tinggal kita baca lembar
demi lembar tulisan yang pernah kita goreskan itu.
Menyenangkan bukan? Bisa merekam setiap kejadian dalam hidup
kita dalam sebuah buku catatan atau pun blog? Dan nanti jika kita sudah
berkeluarga dan punya anak, bisa kita tunjukkan pada mereka tulisan-tulisan
itu. Tentu itu akan menjadi hal baru bagi mereka, dan sekaligus menjadi bahan
komparasi bagi mereka untuk melihat perbedaan antara zaman kita dengan zaman
mereka kelak J
Namun, yang menjadi kendala sekarang adalah tidak semua
orang menyenangi dunia tulis menulis. Alasannya bisa bermacam-macam. Mulai dari
malas, tidak tahu mau menulis apa, tidak suka, dan beragam alasan lainnya.
Untukku sendiri, tantangan terbesar dalam menulis adalah
membuka dan menutup. Ya, aku selalu kesulitan menemukan kata atau kalimat yang
tepat untuk membuka dan mengakhiri tulisan. Belum lagi, kalau sedang tak punya ide.
Itu yang paling sering. Misalnya, ada tugas dari dosen untuk membuat makalah. Yang
paling bingung saat menulis pendahuluan dan menjawab rumusan masalah. Kadang,
rumusan masalah sudah ada, tapi pembahasannya nggak ada. Lagi enak-enaknya menulis
pembahasan, tiba-tiba blank dan tak tahu harus menulis apalagi. Makanya aku
sangat kagum dengan para novelis. Mereka mampu menciptakan buku yang tebalnya
hampir menyaingi kitab suci. Apa yang akan mereka lakukan jika di tengah-tengah
kehabisan ide? Maka itu, kita harus mengangkat jempol untuk para novelis. Karena
mampu menghasilkan karya yang luar biasa demi memuaskan dahaga para pembaca.
Nah, blogger, aku ingin membagi sedikit tips. Menulis itu
bisa di mulai sejak dini. Atau kalau sudah besar, maka di mulai sejak sekarang.
Mulailah dulu dengan menulis di buku diary atau buku catatan. Mencatat kejadian-kejadian
yang kita alami sehari-hari. Nggak harus dengan menggunakan bahasa yang terlalu
formal. Yang jelas, ketika kamu menulis, keluarkan apapun yang kamu pikirkan. Bisa
juga kamu mulai menulis di mikroblogging seperti facebook atau twitter yang
dibatasi karakter. Jadi nggak perlu bingung harus mikir dan nulis yang
panjang-panjang. Nanti kalau sudah merasa tak cukup dengan karakter yang
disediakan, mulailah menulis di tempat yang space nya jauh lebih besar, seperti
blog atau wordpress.
Lama-lama kamu juga akan terbiasa dengan menulis. Selain itu, kamu juga harus banyak membaca. Itu yang paling penting. Karena dengan banyak membaca maka kamu akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru yang akan memudahkanmu untuk menulis. Itu akan memudahkanmu menemukan topik yang menarik untuk ditulis. Dengan membaca buku, kamu juga bisa mempelajari bahasa yang sering digunakan penulis dan bagaimana penulis merangkai setiap kata-kata dalam tulisannya. Itu bisa kamu jadikan sebagai referensi untuk belajar menulis.
Saat kamu menulis, kamu tak usah berpikir apakah orang akan menyukai tulisanmu. Tapi yang harus kamu ingat adalah dengan menulis kamu bisa menyampaikan apapun yang kamu pikirkan dan rasakan, yang tak bisa kamu sampaikan lewat kata-kata lisan.
Saat kamu menulis, kamu tak usah berpikir apakah orang akan menyukai tulisanmu. Tapi yang harus kamu ingat adalah dengan menulis kamu bisa menyampaikan apapun yang kamu pikirkan dan rasakan, yang tak bisa kamu sampaikan lewat kata-kata lisan.
So, tunggu apalagi? Mulai menulis dari sekarang dan kamu
akan merasakan banyak manfaatnya J
Stereotipe dalam Komunikasi Lintas Budaya
1.1
Latar
Belakang
Indonesia
adalah negara yang terdiri dari beragam etnis dan budaya yan berbeda. Bahkan di
suatu wilayah pun memiliki ragam budaya yang berbeda pula. Untuk itu, sangat
penting bagi masyarakat untuk saling menghargai dan memahami setiap perbedaan
tersebut agar terjalinnya kerukunan dan hubungan sosial yang baik. Agar hal
tersebut dapat diwujudkan maka setiap masyarakat harus dapat menghargai setiap
budaya yang ada dan tidak menganggap bahwa hanya budayanya lah yang terbaik.
Karena pada dasarnya semua budaya itu adalah baik. Tidak ada budaya yang buruk.
Hanya saja terkadang ada budaya-budaya yang saling berseberangan sehingga
timbul salah persepsi di masyarakat. Untuk itu penting sekali bagi kita untuk
mengenal budaya daerah lain agar kesalahpahaman dan perbedaan persepsi tidak
terjadi ataupun berujung konflik. Kita seringkali mendengar kata “budaya” namun
mungkin masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui apa definisi
mengenai budaya itu sendiri. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur, seperti sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola
hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Itulah dia
sedikit penjabaran tentang definisi budaya. Artinya budaya adalah kebiasaan
dalam sebuah masyarakat yang terus terjadi hingga diturunkan kepada
generasi-generasi selanjutnya. Budaya yang mengatur setiap masyarakatnya untuk
berbuat sesuai dengan apa yang dipercayai dan tidak melanggar apa yang
dipercayai. Dalam hidup bermasyarakat yang memiliki budaya yang berbeda,
seringkali kita lupa bahwa kita hidup di wilayah yang memiliki ragam budaya
yang tidaklah sama. Sehingga membuat cara pandang kita terhadap budaya lain
seringkali salah atau hanya berdasarkan persepsi yang kita dengar dari orang
lain. Hal inilah yang sering menghambat kita dalam berkomunikasi dengan orang-orang
yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan kita. Seringkali kita
menilai suatu daerah karena apa yang pernah kita dengar dari orang lain atau
karena pengalaman dengan orang lain yang berasal dari daerah tersebut juga. Hal
ini sering disebut dengan stereotip. Secara lebih jelasnya, stereotip ialah
menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk
asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Bisa
juga didefinisikan sebagai penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan
persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotip
adalah salah satu dari beberapa faktor yang dapat menghambat komunikasi lintas
budaya.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian stereotip dan pengaruhnya dalam komunikasi lintas
budaya ?
2. Apa penyebab munculnya stereotip ?
3. Bagaimana stereotip dalam kehidupan sehari-hari ?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian stereotip dan pengaruhnya dalam
komunikasi lintas budaya.
2. Untuk mengetahui penyebab munculnya stereotip.
3. Untuk mengetahui bagaimana stereotip dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Stereotip dan Pengaruhnya dalam Komunikasi Lintas Budaya
Seringkali kita tanpa sadar menyamakan seseorang dengan orang lain
dikarenakan berasal dari kelompok atau budaya yang sama. Hal ini dilakukan atas
dasar persepsi kita terhadap suatu kelompok yang mengakar secara terus menerus.
Stereotip ada yang positif dan ada pula yang negatif. Pengertian stereotip
adalah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan
membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu
kelompok. Bisa juga didefinisikan sebagai penilaian terhadap seseorang hanya
berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat
dikategorikan. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan
orang-orang ke dalam kategori-kategori, atau penilaian mengenai orang-orang
atau obyek-obyek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai daripada berdasarkan
karakteristik individual mereka.
Stereotip
menjadi salah satu dari beberapa faktor yang dapat menghambat komunikasi lintas
budaya. Karena stereotip tersebut dapat membuat kita terlalu cepat mengambil kesimpulan
terhadap seseorang tanpa mengenal karakter orang tersebut secara individual.
Misalnya, banyak orang yang mengangggap bahwa orang Padang itu pelit, padahal
tidak semua orang Padang itu pelit. Ini merupakan salah satu contoh stereotip
negatif yang diberikan orang-orang kepada orang Padang. Contoh lainnya, orang
Jawa digambarkan sebagai orang yang halus, menerima apa adanya, dan pemaaf.
Bahkan ketika diinjak pun, mereka akan bilang, “Maaf, kaki Anda menginjak kaki
saya”. Lain lagi dengan orang Batak yang digambarkan sebagai pekerja keras,
temperamen, dan lugas, mengatakan sesuatu sejelas mungkin. Orang Sumbawa
seringkali diidentikkan dengan pola hidup yang konsumtif, sehingga ketika akan
berkunjung ke suatu tempat, maka tempat yang pertama kali mereka rencanakan
untuk kunjungi adalah pusat perbelanjaan. Cap yang dilekatkan pada etnis Bima
lain lagi, mental perantau yang dimiliki etnis ini menyebabkan mereka tersebar
di hampir semua daerah. Ini membuat mereka cenderung mencari kawan atau
keluarga yang memiliki latar belakang etnis yang sama saat tiba di tempat yang
baru. Kegemaran minum kopi sambil bersenda gurau menjadi milik suku Sasak.
Saking gemarnya dengan minuman tersebut, saat Anda berkunjung ke kediaman atau
rumah orang Sasak, maka hampir pasti Anda akan menemukan minuman yang merupakan
komoditas primadona negara Brazil ini.sehingga dimana pun mereka berada,
pastilah tempat minum kopi yang dicari pertama kali. Berdasarkan beberapa
contoh di atas, dapat memberikan gambaran bahwasanya manusia dalam menilai
orang lain, terutama yang bukan bagian atau diluar komunitasnya, disadari atau
tidak seringkali terjebak dalam stereotip dan overgeneralisasi budaya. Inilah
beberapa citra kesukuan yang seringkali menyebabkan terjadinya kekeliruan
pemahaman dalam komunikasi. Dalam lingkup komunikasi global, kita sering
menghakimi bahwasanya orang barat sebagai manusia yang kurang sopan hanya
karena, misalnya ada perbedaan nilai kesopanan dalam penggunaan tangan kiri dan
kanan. Karena dalam budaya Indonesia, penggunaan tangan kiri dianggap kurang
sopan, hanya tangan kanan lah yang dianjurkan dalam memberikan atau menunjuk
sesuatu. Hal inilah yang seringkali membuat kita terjebak dalam stereotipe dan
overgeneralisasi budaya, yang seringkali menghambat komunikasi lintas budaya
bahkan beresiko terjadinya ketersinggungan budaya. Karena orang tidak bisa
begitu saja menerima saat budaya atau gaya hidupnya dikatakan tidak sopan atau
kurang santun. Dengan kata lain, penilaian itu seringkali hanya dengan memakai
kacamata budaya atau perilaku kita sendiri, untuk mengukur dan menilai budaya
serta perilaku orang lain.
Stereotip
ialah sebuah pandangan atau cara pandang terhadap suatu kelompok sosial dimana
cara pandang tersebut digunakan pada setiap anggota kelompok tersebut. Stereotip
bisa berkaitan dengan hal positif atau negatif. Stereotip bisa benar dan bisa
salah.
Contoh
stereotip :
-
Orang Islam itu teroris.
-
Orang Padang itu pelit.
-
Orang cantik itu yang berkulit putih
Stereotip
dapat membawa ketidakadilan sosial bagi mereka yang menjadi korban. Contoh
lain, misalnya seperti iklan pond’s yang pernah ditayangkan di media televisi
menunjukkan bahwa berkulit putih lebih baik dari berkulit gelap. Dalam iklan
tersebut diperlihatkan seorang fotografer yang sedang mengambil ancang-ancang
untuk membidik dua gadis kembar, yang satu berkulit gelap dan yang satunya lagi
berkulit putih. Namun si fotografer tampan itu lebih memilih memotret si gadis
yang berkulit putih. Mengetahui hal itu, si gadis yang berkulit lebih gelap menjadi
murung, dan kemudian berusaha memutihkan kulitnya dengan harapan lelaki itu
akan memperhatikannya. Iklan yang membenarkan kulit putih lebih cantik daripada
kulit hitam tidak dibentuk dengan reproduksi kekuasaan represif, melainkan
melalui reproduksi kreatif. Itu merupakan suatu bentuk stereotipe yang terjadi
pada wanita. Atau misalnya lagi iklan tentang tubuh ideal itu harus tinggi dan
langsing. Perempuan kemudian diatur, digiring untuk menjadi ramping. Sangat
memprihatinkan bila perempuan-perempuan yang tidak bisa mencapai wacana dominan
tentang tubuh ideal membuat mereka kemudian terobsesi dan memaksakan diri
dengan berbagai upaya yang bahkan mungkin bisa membahayakan mereka. Iklan-iklan
yang memelihara nilai-nilai seperti itu sesungguhnya menumbuhkan stereotip baru
terhadap perempuan, dan yang sangat dirugikan ada perempuan-perempuan yang
terpengaruh pada stereotip tersebut.
2.2 Penyebab
Munculnya Stereotip
Ada sejumlah kondisi dimana stereotip merupakan hal yang tidak
dapat dihindarkan, yakni:
1. Manusia membutuhkan sesuatu untuk menyederhanakan realitas
kehidupan yang bersifat kompleks.
2. Manusia membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan rasa cemas
(anxiety) ketika berhadapan dengan sesuatu yang baru, manusia lalu menggunakan
stereotipe.
3. Manusia membutuhkan cara yang ekonomis untuk membentuk gambaran
dari dunia di sekitarnya.
4. Manusia tidak mungkin mengalami semua kejadian, karenanya manusia
mengandalkan informasi dari pihak lain (media) sebagai jendela dunia. Maka
terjadilah duplikasi stereotip.
Menurut
Alvin Day, karena sifat manusia yang selalu mencari kesamaan mendasar atas
segala sesuatu tersebut menyebabkan stereotip. Stereotip sendiri merupakan yang
sudah dilakoni manusia sejak zaman dulu. Namun, stereotip sebagai konsep modern
baru digagas oleh Walter Lippmann dalam tulisannya yang berjudul “public
opinion” yang dipublikasikan pada tahun 1922. Menurut Lippmann, stereotip
merupakan cara ekonomis untuk melihat dunia secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan individu tentu tidak dapat sekaligus mengalami dua event yang
berbeda dalam tempat yang berbeda secara bersamaan. Karenanya manusia kemudian
menyandarkan pada testimony orang lain untuk memperkaya pengetahuannya tentang
lingkungan sekitar. Media, sudah pasti merupakan jendela yang sangat penting
untuk memberikan pengalaman yang hampir seperti aslinya, sehingga dapat
berfungsi sebagai telinga dan mata untuk mengamati alam dimana kita tidak bisa
mengalaminya secara langsung. Media dengan demikian menjadi katalis budaya
sekaligus pengaruh yang tak terhindarkan terhadap cara pandang kita pada dunia.
Namun
Day mengatakan bahwa walau bagaimanapun, kita tidak boleh membiarkan stereotip
yang tak terhindarkan tersebut menghalangi kita untuk melawan dan menolak
tindakan yang merusak sendi sosial, sekaligus kebiasaan yang memiliki
konsekuensi yang tidak adil tersebut. Di sisi lain, adalah menjadi tanggung
jawab praktisi media untuk bisa membedakan antara stereotip dan dunia nyata.
Lippmann mengatakan bahwa pola-pola stereotip adalah tidak netral. Karena
stereotip meliputi persepsi personal kita tentang realitas, maka ia sangat
bertanggung jawab terhadap pembentukan perasaan kita.
2.3 Stereotip
dalam Kehidupan Sehari-hari
Kepercayaan suatu masyarakat
terhadap kelompok-kelompok tertentu secara general disebut stereotip. Stereotip
terbagi atas stereotip positif dan stereotip negatif, dan tidak sedikit orang
kemudian menjadikan stereotip untuk mengucilkan kelompok lain sebenarnya
stereotip dari sisi positifnya dapat menjadi bantuan bagi masyarakat sebagai
sebuah asumsi untuk memulai komunikasi secara tepat dalam kondisi yang baru.
Stereotip berfungsi
menggambarkan kondisi suatu kelompok, dan membentuk citra pada kelompok
tersebut. Melalui stereotip ini kita dapat menentukan tindakan yang kira-kira
sesuai terhadap kelompok tersebut. Sehingga kedua pihak dapat memperoleh sebuah
titik temu dalam melakukan komunikasi. Disinilah stereotip memiliki fungsi
positif yang dapat membantu terjadinya komunikasi lintas budaya sehingga dapat
memudahkan terjadinya interaksi antar orang yang berbeda latar belakang pada
sebuah lingkungan secara bersama-sama. Tentunya dengan kondisi seperti ini
dapat tercipta suasana harmonis yang menjadi impian setiap orang. Apalagi dalam komunikasi tersebut nilai-nilai
toleransi sangat dijunjung tinggi dan tertanam dalam tiap individu yang berakar
dari keluarga, lingkup pendidikan, dan nantinya teraplikasi dalam kehidupan
bermasyarakat. Stereotip dianggap sebagai suatu masalah, apabila yang hadir
dalam masyarakat adalah stereotip yang negatif terhadap suatu kelompok
tertentu, dengan kondisi masyarakat yang majemuk.
Matsumoto (1996) memaparkan tiga
point untuk mengurangi stereotip, yaitu :
·
Stereotip didasarkan pada
penafsiran yang kita hasilkan atas dasar cara pandang dan latar belakang budaya
kita. Stereotip juga dihasilkan dari komunikasi kita dengan pihak-pihak lain,
bukan dari sumbernya langsung. Karenanya interpretasi kita mungkin salah,
didasarkan atas fakta yang keliru atau tanpa dasar fakta.
·
Stereotip seringkali
diasosiasikan dengan karakteristik yang bisa diidentifikasi. Ciri-ciri yang
kita identifikasi seringkali kita seleksi tanpa alasan apa pun. Artinya bisa
saja kita dengan begitu saja mengakui suatu cirri tertentu dan mengabaikan ciri
yang lain.
·
Stereotip merupakan generalisasi
dari kelompok kepada orang-orang di dalam kelompok tersebut. Generalisasi
mengenai sebuah kelompok mungkin memang menerangkan atau sesuai dengan
banyak individu dalam kelompok tersebut.
Ketiga hal tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya stereotip
adalah sebuah pendapat yang ditarik tanpa dapat menjadi sebuah gambaran yang
tepat, karena pandangan kita terhadap objek lebih banyak disesuaikan dengan latar
belakang kita sehingga kemudian lahir sebuah kejanggalan.
Stereotip juga diambil dari
hal-hal yang tampak yang kemudian menjadi pendasaran untuk melahirkan stereotip
tersebut padahal akan terjadi kepincangan karena kita hanya memandang dari satu
sisi saja dan mengabaikan sisi lainnya yang merupakan sebuah kelengkapan dalam
diri objek dan dilewatkan. Kita harus menyadari bahwa setiap individu terlahir
dengan keunikan tersendiri sehingga tidak perlu disamakan dengan individu yang
lain apalagi kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwasanya stereotip ialah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan
membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu
kelompok. Bisa juga didefinisikan sebagai penilaian terhadap seseorang hanya
berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat
dikategorikan. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan
orang-orang ke dalam kategori-kategori, atau penilaian mengenai orang-orang
atau obyek-obyek berdasarkan kategori-kategori yang sesuai daripada berdasarkan
karakteristik individual mereka. Stereotip ada yang positif dan ada pula yang
negatif. Bahwa
sebenarnya stereotip adalah sebuah pendapat yang ditarik tanpa dapat menjadi
sebuah gambaran yang tepat, karena pandangan kita terhadap objek lebih banyak
disesuaikan dengan latar belakang kita sehingga kemudian lahir sebuah
kejanggalan. Kita harus menyadari bahwa setiap
individu terlahir dengan keunikan tersendiri sehingga tidak perlu disamakan
dengan individu yang lain apalagi kelompok.
3.2
Saran
Berdasarkan
pembahasan tersebut, masukan ataupun saran yang bisa penulis berikan ialah
bahwasanya jangan menilai seseorang hanya dari dari budaya atau kelompok mana
ia berasal. Tetapi nilailah seseorang tersebut dari individualnya, terlepas
dari embel-embel kelompoknya. Karena penggeneralisasian hanya akan
menjerumuskan kita pada anggapan atau pandangan yang salah dan keliru. Selain itu, memperbanyak hubungan
personal dengan orang-orang dari agama, budaya, dan ras yang berbeda mungkin
menjadi cara yang terbaik untuk mematahkan stereotip maupun kecurigaan dan
tentu saja kalau orang itu cukup memiliki sikap terbuka tidak dipenuhi rasa
kecurigaan yang hanya berdasarkan asumsi dan sebagainya.
Rangkuman Materi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi ialah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non verbal dengan
menggunakan media tertentu dan memiliki efek atau pengaruh tertentu. Sedangkan
pemasaran yaitu dialog yang secara terus menerus terjadi di pasar antara
produsen dan konsumen untuk mempengaruhi, dan mengingatkan. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa Komunikasi pemasaran ialah cara untuk mengkomunikasikan
produk kepada konsumen dengan menggunakan unsur-unsur promosi untuk mencapai
tujuan dan target perusahaan. Komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyampaikan
informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau
menarik konsumen (konsumen persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk
melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Di dalam komunikasi pemasaran, ada
beberapa ruang lingkup, yakni :
1.
Bagaimana
berkomunikasi dengan pelanggan. Maksudnya disini adalah bagaimana cara produsen
dalam berkomunikasi untuk memasarkan produknya dengan para pelanggannya.
Misalnya, dengan memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan keinginan
konsumen, serta mengarahkan konsumen bagaimana menggunakan produknya dengan
benar agar konsumen merasa puas.
2.
Bagaimana
berkomunikasi dengan klien. Maksudnya adalah, di dalam dunia pemasaran tentunya
sebuah perusahaan memiliki klien yang diajak untuk bekerja sama. Jadi di dalam
komunikasi pemasaran di pelajari bagaimana cara produsen dalam berkomunikasi
dengan kliennya.
3.
Bagaimana
berkomunikasi dengan pesaing. Ini juga menjadi ruang lingkup di dalam
komunikasi pemasaran. Karena sebuah perusahaan haruslah melihat dan
memperhitungkan para pesaingnya. Sebab dalam dunia bisnis, memiliki banyak
pesaing adalah hal yang wajar, untuk itu produsen haruslah bisa berkomunikasi
dengan pesaing-pesaingnya untuk mengetahui strategi apa saja yang dapat
dilakukan dalam memasarkan produk kepada konsumen.
Kebutuhan Manusia
Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam hidupnya. Dimana
keduanya saling terkait dan beriringan. Dimana ketika seseorang menginginkan
sesuatu maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginan tersebut. Misal : lapar
dan ingin makan nasi. Karena keinginan tersebut, maka kita berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dengan memakan nasi.
Keinginan : abstrak => artinya tidak nyata atau
tidak bisa dilihat. Bahwa keinginan itu adalah suatu hal yang tidak bisa
dilihat, diukur, dan tak berwujud. Misal : ingin memakan nasi.
Kebutuhan :
konkrit => berarti nyata atau bisa dilihat. Karena yang namanya
kebutuhan itu adalah sesuatu hal yang nyata
dan dapat dilihat. Misal : makanan, pakaian,
dan rumah, adalah contoh-contoh benda yang
memiliki bentuk fisik yang nyata dan dapat
dilihat. Misal : manusia memenuhi kebutuhan
untuk makan nasi.
Abraham Maslow membagi kebutuhan
menjadi :
1.
Kebutuhan dasar
Kebutuhan
dasar ini harus segera dipenuhi karena ini merupakan kebutuhan mendasar dari
manusia demi kelangsungan hidupnya. Dan apabila tidak dipenuhi makan manusia
akan sulit bertahan hidup. Misal : kebutuhan untuk makan.
a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan pokok
yang harus dipenuhi. Misal : kebutuhan untuk makan, pakaian, dan rumah.
b. Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan
yang dapat dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Misal : perabotan rumah
tangga (dipenuhi jika sudah memiliki rumah).
c. Kebutuhan tersier, yaitu kebutuhan
mewah yang bisa ditunda, bisa dipenuhi jika kebutuhan primer dan sekunder sudah
terpenuhi. Misal : kebutuhan akan mobil mewah, kapal pesiar, dan sebagainya.
2.
Kebutuhan keamanan
Kebutuhan
manusia akan rasa aman atau kondisi yang bisa membuat manusia merasa aman.
Misal : bebas dari ancaman, bebas dari penjajahan, bebas dari teror, bebas dari
segala macam gangguan, dan lain sebagainya..
3.
Kebutuhan sosial
Kebutuhan
ini menyangkut kehidupan sosial seseorang. Bahwa manusia adalah makhluk sosial
yang dalam kehidupannya juga membutuhkan orang lain. Karena manusia tidak dapat
hidup sendiri.
4.
Aktualisasi diri
Kebutuhan
ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi
diri. Bagaimana seseorang mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Sehingga
dengan aktualisasi diri, seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya
secara sempurna.
Ada 4 bentuk komunikasi, antara lain :
1.
Komunikasi
personal, terbagi 2 :
·
Komunikasi
intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu,
atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Sadar atau
tidak, setiap detiknya kita selalu melakukan komunikasi intrapersonal. Misalnya
ketika kita ingin membeli baju di sebuah toko, lalu kita bertanya di dalam
hati, “kira-kira bagus nggak ya?” nah percakapan yang kita lakukan di dalam
hati itu merupakan salah satu contoh komunikasi intrapersonal, dimana kita
berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
·
Komunikasi
interpersonal, yaitu proses penyampaian pesan antara seseorang dengan satu atau
dua orang lainnya secara tatap muka (langsung) dan ada umpan balik (feedback).
Misalnya : percakapan dua orang sahabat, percakapan suami isteri.
2. Komunikasi kelompok
Yaitu komunikasi yang berlangsung
antara beberapa orang dalam suatu kelompok. Misalnya, dalam rapat, pertemuan,
diskusi, dan sebagainya.
Komunikasi kelompok terbagi atas :
·
Small
group communication, yaitu komunikasi kelompok kecil hanya terdiri dari
beberapa orang saja, lebih mudah menemukan solusi karena jumlah orang yang
tidak besar. Misalnya dalam ruang kuliah, ceramah, diskusi, rapat, dan
lain-lain.
·
Large
group communication, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam kelompok yang lebih
besar dan anggotanya lebih banyak daripada komunikasi kelompok kecil.
3.
Komunikasi
organisasi
Yaitu
proses komunikasi dan hubungan timbal balik antar individu dalam konteks
organisasi, dimana adanya saling kebergantungan antara sesama anggota organisasi.
4.
Komunikasi
massa
Yaitu
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi
massa bersifat satu arah, menjangkau khalayak yang banyak, dan membidik sasaran
tertentu (segmentasi). Misalnya, komunikasi melalui televisi, radio, surat
kabar, dan lain-lain.
Secara umum, komunikasi ada yang
berbentuk verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal ialah proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan secara lisan maupun
tertulis dengan menggunakan media tertentu.
Sedangkan komunikasi non verbal yaitu
penyampaian pesan tanpa kata-kata namun menggunakan gerakan-gerakan tubuh
(bahasa tubuh).
Bentuk-bentuk
komunikasi non verbal, antara lain :
a.
Ekspresi
wajah dan mata. Terkadang jika kita ingin melihat ekspresi seseorang
yang paling
jujur maka lihatlah wajahnya terutama matanya. Karena mata tidak pernah bisa
berbohong. Melihat ke kedalaman mata seseorang juga bisa membuat kita mengerti
apa yang sedang ia rasakan. Dari eskpresi wajah dan mata kita bisa membaca
ekspresi sedih, bahagia, cemas, murung, ketakutan, dan lain sebagainya.
b. Gerakan tubuh atau posisi tubuh. Hal
ini juga merupakan bentuk komunikasi. Ketika seseorang membalikkan badan saat
sedang berbicara bisa dimaknai dengan marah atau tidak setuju.
c. Karakteristik suara. Intonasi yang
datar atau ada sedikit tekanan akan memiliki makna yang berbeda. Adanya
perubahan dari nada suara akan menimbulkan perubahan pada arti kalimat yang
diucapkan.
d. Penampilan. Identitas seseorang
biasanya terbaca dari penampilannya. Sehingga penampilan terkadang akan
memberikan kesan adanya perbedaan kelas sosial, kebiasaan, sikap, dan lain
sebagainya. Orang yang berpenampilan urakan tentu akan menimbulkan kesan yang berbeda
dengan orang yang berpenampilan bersih dan rapi.
e. Sentuhan. Sentuhan juga merupakan
salah satu dari bentuk komunikasi non verbal. Dari sentuhan tangan misalnya, itu
bisa bermakna persahabatan jika kita menjabat dengan sopan dan sentuhan bisa
menyebabkan permusuhan apabila kita menggunakan sentuhan tangan untuk menampar
atau memukul seseorang. Karena setiap sentuhan yang kita lakukan pada orang
lain pasti memiliki makna.
f. Penggunaan jarak dan waktu. Kita
berkomunikasi pada jarak jauh dengan jarak dekat tentu akan berbeda komunikasi
yang terjadi. Komunikasi melalui telepon, sms, video conference, atau bertatap
muka secara langsung juga akan memiliki makna yang berbeda.
Komunikasi intinya sama bahasa dan sama makna. Artinya,
dalam berkomunikasi antara komunikator dan komunikan haruslah terjalin
kesepahaman dan saling memahami akan maksud dari pesan yang ingin disampaikan.
Sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikannya
tidak di salah artikan atau terjadi kesalahpahaman makna.
Konsep dasar pemasaran adalah
bagaimana memberikan / menjaga kepuasan pelanggan (konsumen). Artinya sebagai
produsen, hal yang paling krusial adalah bagaimana menjaga konsumennya agar
tidak berpaling pada pesaing yang lain. Jadi penting bagi seorang produsen memberikan
pelayanan yang terbaik agar dapat memuaskan konsumennya. Dan apabila konsumen
sudah merasa puas, selanjutnya yang harus dilakukan produsen adalah menjaga
agar kepuasan tersebut terus dirasakan oleh konsumen.
Bovee
dan Thill (2003), untuk mendapatkan bagaimana kita mengetahui keadaan pelanggan
dengan menganalogikan :
A
= Analize, yaitu menganalisis
pelanggan. Misalnya, latar belakang pelanggan.
U
= Understand, yaitu mengerti dan
memahami apa yang diinginkan atau sedang
dibutuhkan oleh konsumen.
D
= Demographies, yaitu menyangkut
wilayah dan persebaran geografis tempat tinggal
konsumen.
I
= Interest, yaitu melihat apa
yang sedang dibutuhkan atau dianggap penting oleh
konsumen.
E = Environment, yaitu dengan melihat keadaan
atau kondisi lingkungan sekitar.
Produsen atau pemasar haruslah melihat siapa yang akan menjadi
pesaingnya.
Sehingga dapat menyusun strategi-strategi bagaimana cara menarik
konsumen dan
bisa bersaing dengan pesaing-pesaing yang lain.
N = Needs, yaitu kebutuhan konsumen. Produk jenis apa dan bagaimana yang
dibutuhkan konsumen.
C = Customize
E = Expectation,
yaitu produk seperti apa yang diharapkan oleh konsumen. Dengan
mengetahui produk seperti apa yang diharapkan oleh konsumen, maka
produsen
akan dengan mudah memasarkan produk yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumennya.
Ada
6 tahapan untuk menjaga pelanggan / konsumen, yaitu :
1. Tentukan siapa pelanggan kita. Seorang
produsen haruslah melakukan riset pasar untuk dapat menentukan siapa yang
menjadi pelanggan nya. Dengan begitu produsen dapat menentukan
strategi-strategi apa saja yang dapat dilakukan untuk menarik konsumen dan dapat
terus menjaga konsumen tersebut agar tidak berpaling kepada pesaing yang lain.
2. Siapa yang memiliki minat dan
kemampuan. Konsumen yang sudah kita tentukan dan ketahui tadi, harus kita cek
lagi siapa yang berminat dan mampu untuk menjadi pelanggan atau konsumen kita.
3. Menjaga kepuasan si pembeli pertama.
Pembeli yang pertama kali membeli produk kita haruslah diutamakan dan dijaga
perasaannya, serta dipenuhi apa yang menjadi keinginannya. Karena biasanya
seorang pembeli pertama apabila sudah merasa cocok dengan produk dan pelayanan
yang diberikan oleh penjualnya maka tidak akan mudah berpaling pada penjual
atau pesaing yang lain.
4. Menjadikan si pembeli pertama untuk membeli
berulang-ulang. Penjual harus memastikan agar si pembeli pertama merasa puas
dan akan terus membeli produknya.
5. Menjadikan si pembeli pertama untuk
menjadi klien. Setelah si pembeli pertama tersebut menjadi pelanggan setia
kita, maka yang selanjutnya harus dilakukan adalah bagaimana mengajak dan
membujuk si pembeli pertama tersebut untuk mau menjadi klien kita.
6. Menjadikan si pembeli pertama sebagai
member atau anggota.
Segmentasi Pasar
Pride dan Ferrel (1995) mendefinisikan
segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian
pasar keseluruhan menjadi
kelompok-kelompok pasar yang terdiri dari orang-orang yang
secara relatif memiliki kebutuhan
produk yang serupa. Kita perlu mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang yang muncul di
pasar. Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam
sebuah bisnis dan pemasaran.
Ada
4 segmen pasar, antara lain :
1. Berdasarkan letak geografis.
Segmentasi ini membagi pasar sesuai dengan letak geografisnya. Seperti
berdasarkan negara, provinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah ataupun kawasan.
Dengan segmentasi ini, para pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana
produknya harus dipasarkan.
2. Berdasarkan letak demografis. Segmentasi
ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produknya harus ditawarkan.
Untuk itu, para pemasar harus melihat letak demografis konsumen. Misal umur,
jenis kelamin, siklus kehidupan keluarga, tingkat penghasilan, pendidikan,
jenis pekerjaan, dan sebagainya.
3. Berdasarkan faktor psikologis. Pada
segmentasi ini, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan apa yang
disukai konsumen. Misal warna kesukaan. Juga berdasarkan status sosial
(golongan elite, menengah, atau rendah), gaya hidup (modern, tradisional,
boros, hemat atau mewah), dan kepribadian (penggemar atau pemerhati suatu
produk tertentu).
4. Berdasarkan faktor kebiasaan. Segmentasi
ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau
reaksi mereka terhadap suatu produk.
Manfaat
melakukan segmentasi pasar, diantaranya :
-
Perusahaan akan dapat mendeteksi
secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang
senantiasa berubah.
-
Dapat mendesign produk yang
benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
-
Dapat menentukan kampanye dan
periklanan yang paling efektif.
-
Mendapatkan input mengenai posisi kita
sebagai produsen dan persaingan di pasar.
-
Merupakan basis bagi kita untuk
mempersiapkan strategi pemasaran selanjutnya.
-
Dapat membedakan antara segmen yang
satu dengan segmen yang lainnya.
-
Dapat digunakan untuk mengetahui sifat
dari masing-masing segmen.
-
Dapat digunakan untuk memilih segmen
manakah yang potensinya paling besar.
Ada 3 sasaran dalam pemasaran, yaitu sasaran individu, kelompok, dan
massa.
Merancang Komunikasi
Pemasaran
Stimuli pemasaran, yaitu merangsang persepsi konsumen.
Jadi stimuli ini dilakukan untuk merangsang persepsi konsumen agar mau membeli
produk yang dipasarkan.
Ada 2 teori mengenai stimuli ini :
1.
S-R (Stimulus - Respon) => artinya begitu si pembeli mendapatkan
stimulus untuk membeli produk, langsung direspon. Pada teori ini, si pembeli
yang mendapatkan stimulus langsung merespon pesan tanpa di organisir terlebih
dahulu.
2.
S-O-R (stimulus - Organizing - Respon ) => begitu si pembeli
mendapatkan stimulu, di organizing (dicerna) terlebih dahulu. Artinya tidak
langsung diterima, dipikirkan dahulu baik dan buruknya. Baru setelah itu di
respon.
Perilaku berubah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1.
Faktor genetik, yaitu faktor yang ada pada manusia. Ada yang bertahan
dan ada juga yang berkembang.
2.
Faktor kepribadian, yaitu faktor ini juga dapat menyebabkan perubahan
perilaku. Misalnya dulunya agak tomboy sekarang menjadi lebih feminine.
Tentunya perilakunya juga akan berubah.
3.
Faktor lingkungan, yaitu perubahan perilaku yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan sekitar. Misalnya di lingkungan sekitar sedang ramai-ramainya
menyukai style korea. Lama kelamaan hal itu tentu akan tertular pada kita.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendapat konsumen :
-
Latar
belakang
-
Faktor
biologis
-
Faktor
psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup
pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa lampau atau
antisipasinya pada waktu yang akan datang.
-
Faktor
sosial. Bagaimana keadaan sosialnya juga akan mempengaruhi konsumen dalam
memutuskan membeli suatu produk.
-
Faktor
isu/situasi
-
Faktor
sikap
Ada
5 faktor kegagalan dalam komunikasi pemasaran :
a. Gagal mengenai sasaran. Kegagalan yang
paling sering dialami oleh para pemasar adalah produk yang ditawarkan kurang
mengenai target pasar. Sehingga dapat dipastikan jika penawaran yang
disampaikan belum berhasil atau mampu menarik minat dan perhatian konsumen.
Untuk itu, sebelum mengkomunikasikan produk kita ke pasaran, lakukanlah riset
pasar terlebih dulu untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen
agar dapat menciptakan produk yang benar-benar berkualitas dan memenuhi tingkat
kebutuhan pasar yang telah ditentukan.
b. Kurang dapat menyakinkan pasar.
Konsumen bukanlah orang yang dengan mudahnya mempercayai sebuah produk tanpa
adanya bukti nyata. Oleh sebab itu, produsen atau pemasar sebaiknya melampirkan
data-data untuk memperkuat penawaran kepada konsumen. Misalnya dengan
melampirkan beberapa data konsumen atau klien yang pernah menggunakan produknya
dan merasa puas. Lengkapi juga dengan testimoni dari mereka agar konsumen semakin
merasa yakin dengan kualitas produk yang ditawarkan.
c. Tidak memberikan solusi. Dalam
memasarkan produk, para pelaku pasar cenderung lebih fokus untuk
menginformasikan jenis pelayanan atau produk apa saja yang ditawarkan dan
pemasar juga lebih senang menyampaikan kelebihan produk yang ditawarkan
daripada menyampaikan keuntungan yang didapatkan para konsumen. Sehingga banyak
konsumen yang tidak tertarik dengan penawaran yang disampaikan. Karena dari
produk tersebut konsumen tidak menemukan sebuah solusi yang mereka butuhkan.
Jadi, sebaiknya berilah solusi bagi setiap permasalahan konsumen.
d. Jangan terlalu banyak berkomunikasi.
Kegagalan bisa terjadi apabila pelaku pasar menggunakan strategi pemasaran yang
berlebihan. Komunikasi yang berlebihan hanya akan membuat konsumen merasa
bingung, sebenarnya apa inti pesan yang akan disampaikan. Sebab, informasi yang
berlebihan akan menyamarkan inti pesan yang ingin dikomunikasikan kepada para
konsumen. Jadi, lebih baik tawarkan produk dengan bahasa yang padat dan jelas,
sehingga konsumen dapat menyerap semua informasi yang disampaikan dan segera
mengambil tindakan. Misal dengan langsung membelinya.
e. Pesan utama tidak tersampaikan. Artinya
pesan utama yang ingin disampaikan oleh para pemasar tidak tersampaikan dengan
baik kepada konsumen. Dan bisa dipastikan konsumen belum paham dengan informasi
yang produsen atau pemasar berikan serta membutuhkan penjelasan yang lebih
rinci. Komunikasi boleh singkat asalkan pesan utama yang ingin disampaikan
dapat dimengerti oleh para konsumen.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi pemasaran
Hambatan-hambatan
komunikasi terbagi kepada 4 :
1. Hambatan pada sumber. Biasanya terjadi
pada perumusan-perumusan tujuan yang kurang jelas. Hal ini terjadi karena kurangnya
focus pada keuntungan yang ingin diraih.
2. Hamabatan pada proses encoding. Hal
ini bisa terlihat lebih kepada perancang iklan yang lebih kepada iklan kreatif.
Sehingga maksud dari pemasaran sebuah produk tidak tersampaikan.
3. Hambatan dalam transmisi pesan. Salah
satu yang menentukan sasaran konsumen dalam memilih saluran media.
4. Hambatan dalam proses decoding.
Umumnya konsumen akan menolak iklan yang tidak menarik minat. Ada juga faktor
ketidakpercayaan (kredibel), juga karena terlalu sering, membuat konsumen
menjadi kesal.
3
Hal yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran :
1. Meningkatkan orientasi pada nilai
2. Meningkatkan kebutuhan akan akses
informasi
3. Mendesain produk agar sesuai dengan
konsumen
Faktor yang turut berpengaruh pada efektivitas
komunikasi pemasaran :
-
Semakin
besar pengaruh sumber pada penerima, maka besar pula dampak dan perubahan si
penerima, sesuai dengan yang dikehendaki sumber pesan.
-
Komunikasi
berdampak lebih kuat apabila pesan yang disampaikan cocok/sesuai dengan opini
dan keyakinan si penerima.
-
Komunikasi
cenderung lebih efektif kalau sumber dianggap punya keahlian, status tinggi,
bersifat objektif/lebih disenangi, terlebih lagi kalau si sumber mempunyai
kekuasaan.
Bauran Pemasaran
Baluran pemasaran ialah kumpulan dari variable-variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu badan usaha untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam
Menurut Kotler, baluran pemasaran yaitu sejumlah
alat-alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk meyakinkan objek
pemasaran / target pasar yang dituju.
Menurut William J.Stantan, baluran pemasaran (marketing
mix) adalah kombinasi dari 4 variabel / kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran perusahaan.
Ada
banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam
4 faktor yang disebut the four Ps:
product, price, place, and promotion.
1.
Product
Produk disini bisa berupa apa saja
(baik yang berwujud maupun tidak berwujud) yang dapat ditawarkan kepada
pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk
merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan
dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik,
jasa, orang, organisasi dan ide.
2.
Price
Sejumlah uang yang harus dibayar oleh
konsumen untuk membeli produk atau mengganti hak milik produk. Harga meliputi
last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail
price.
3.
Place
Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah
saluran distribusi yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh
suatu produk. Tempatnya dapat berupa outlet maupun yang non outlet (misal:
rumah sakit).
4.
Promotion
Berbagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Bauran promosi meliputi berbagai
metode, yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat.
Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual
produk ke konsumen.
Variabel promosi / bauran komunikasi
pemasaran :
a. Advertising, yaitu semua bentuk
presentasi non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang
ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
Biasanya promosi ini dilakukan di mall atau tempat-tempat umum.
c. Public relations and publicity, yaitu
berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan melindungi citra
perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi
langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan
penjualan. Interaksi dilakukan dengan door to door. Meskipun sekarang, promosi
seperti ini sudah kurang berhasil, dikarenakan banyak konsumen yang merasa
terganggu jika didatangi ke rumah.
e. Direct marketing, yaitu melakukan
komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan
dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan
alat penghubung non personal lainnya.
Selanjutnya, bauran pemasaran terbagi
lagi menjadi 8 Ps , yaitu :
1.
Process
Kualitas
sebuah perusahaan sangat bergantung kepada proses penyampaian jasa kepada
konsumen. Seluruh operasional perusahaan harus dijalankan dengan sistem dan
prosedur yang baik, sehingga proses penyampaian nantinya kepada konsumen dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.
People
Yaitu
orang yang memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan, khususnya yang
bergerak dibidang pelayanan jasa karena terlibat langsung dengan pelayanan
konsumen. People menentukan loyalitas konsumen karena dapat melakukan interaksi
secara langsung dan memberikan penilaian tentang profesionalitas, pemenuhan
kepuasan konsumen, dan lain-lain.
3.
Policy
Kebijakan
di suatu negara, atau wilayah yang dapat menghambat atau justru memperlancar
pemasaran yang dilakukan oleh produsen atau pemasar. Misalnya ada kebijakan
pemerintah yang melarang konsumsi rokok. Tentunya kebijakan tersebut akan
sangat merugikan para produsen dan pemasar rokok tersebut.
4.
Physical evidance (bukti fisik)
Pemasaran
melalui media internet tidak secara fisik tampak, baik produk atau jasa, sehingga
bukti fisik diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen. Bukti fisik
dapat berupa bangunan perusahaan, produk fisik yang ditawarkan, cat nya yang
bagus, dan sebagainya.
Media
Massa dan Pemasaran
Menurut Dennis Mc Quail, media massa
sebagai :
·
Jendela
Artinya
media membuka cakrawala dengan menyajikan realitas dalam berita yang apa
adanya. Ketika kita melihat media sama hal nya dengan ketika kita membuka
jendela kamar. Apapun yang ada di depan maka akan terlihat dengan jelas dan apa
adanya.
·
Cermin
Artinya
apapun yang terjadi di masyarakat maka akan diberitakan di media massa. Makanya
media massa diibaratkan seperti kita melihat cermin. Apa yang ada dihadapan
cermin itulah yang terlihat. Begitu pula dengan media massa yang diibaratkan
seperti cermin.
·
Kiper
Artinya
media massa tidak secara mentah menerima segala informasi yang ada, namun
informasi-informasi tersebut di saring terlebih dahulu, dan informasi yang di
anggap pentinglah yang akan di beritakan di media.
·
Penunjuk arah
Disini media massa sebagai penerjemah
(guide) atau pembimbing. Media mengkonstruksi realitas sesuai dengan kebutuhan
khalayak.
·
Forum untuk mempresentasikan berbagai
informasi / ide-ide kepada khalayak
Media
berperan untuk menyampaikan berbagai informasi maupun ide-ide kepada khalayak
yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khalayak.
·
Interlukator
Media
disini berperan sebagai teman bicara. Yang menemani khalayak apabila sedang
merasa bosan dan dapat menghibur khalayak dengan tayangan-tayangan yang
menarik.
Pentingnya komunikasi pemasaran lintas
budaya
1. Etnosentrisme, yaitu memaksa budaya
lain untuk memahami apa yang kita percayai dan menganggap budaya kita lebih
baik daripada budaya lain. Sebenarnya etnosentrisme ini baik jika sewajarnya
saja, karena sikap ini bagaimana kita mencintai budaya sendiri. Namun jika
berlebihan justru dapat memicu konflik budaya.
2. Stereotipe, yaitu
prasangka/dugaan-dugaan positif atau negatif tentang budaya lain. Stereotipe
ini menggeneralkan suatu budaya karena pengalaman masa lalu atau karena
mendengar dari orang lain. Misalnya, orang bilang kalau orang batak itu kasar
atau banyak yang bilang kalau orang Padang itu pelit, atau orang Jawa itu
lembut.
Cultural Imperialisme
Yaitu penjajahan dilakukan melalui
budaya. Misalnya orang barat yang mencoba menjajah bangsa Indonesi melaluia
teknologi, makanan, dan sumber daya yang lainnya. Sehingga kita bergantung
kepada mereka dan sedikit banyak budaya kita mengalami pergeseran dan
terpengaruh oleh budaya mereka.
Menurut Hariani, untuk menghindari aksi
etnosentrisme dalam komunikasi dapat dipergunakan beberapa hal sebagai berikut
:
1. Menerapkan azas kesamaan, “tidak ada
budaya yang imperior dan superior” atau “tidak ada budaya yang salah / budaya
yang benar.”
2. Menerapkan kaidah emas, yaitu
memperlakukan orang lain seperti apa yang ingin kita diperlakukan. Artinya kita
harus memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin orang lain memperlakukan
kita. Mencoba menempatkan posisi pada diri kita sendiri.
3. Menerapkan kaidah timah, yaitu
memperlakukan orang lain sebagaimana orang lain ingin diperlakukan. Artinya
kita harus memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Kita
mencoba menempatkan diri pada posisi orang lain.
Peranan Komunikasi Persuasif dalam Pemasaran
Istilah komunikasi persuasive bersumber
pada perkataan latin yaitu persuasion yang kata kerjanya adalah persuaderen yang
berarti membujuk, mengajak, atau merayu.
Ada
4 prinsip dasar dalam komunikasi persuasif yang dapat menentukan efektivitas
dan keberhasilan komunikasi pemasaran :
1. Prinsip pemaparan yang selektif, yaitu
produsen selektif dalam memilih media massa mana yang ingin dipakai untuk
memasarkan produknya. Misalnya memilih media massa yang banyak diminati
konsumen.
2. Prinsip partisipasi audiens, yaitu
berusaha mencari partisipasi konsumen.
3. Prinsip suntikan, yaitu memasarkan
produknya dengan terus menyuntikkan iklan kepada konsumen hingga terpengaruh
untuk membeli produk tersebut.
4. Prinsip perubahan yang besar
Langganan:
Postingan (Atom)