Minggu, 02 September 2012

Bertemu Sosok Idola


Hari ini adalah hari yang begitu istimewa untukku. Karena hari ini aku bisa bertemu langsung dengan sosok yang menginspirasiku selama ini. Aku mengenal sosoknya hanya dari sebuah buku, tapi aku merasa begitu dekat dengannya. Sosok yang begitu kukagumi dan kuidolakan. Dan menurutku, daripada aku sibuk mengidolakan artis-artis yang selalu datang silih berganti, aku lebih memilih mengidolakannya saja. Beliau bukan sosok biasa, tapi begitu istimewa. Beliau adalah Menteri BUMN, Bapak Dahlan Iskan. Orang yang sederhana, baik, ramah, dan menerobos birokrasi-birokrasi lama yang dirasa merugikan masyarakat. Dia melakukan banyak perubahan pada tempat-tempat yang dipimpinnya.
Ya, tadi aku bisa melihatnya langsung dan secara dekat. Karena dia mengisi kuliah umum di gedung AAC Dayan Dawood. Ketika aku tiba dan akan memasuki pintu masuk, aku langsung mengenalinya saat berpapasan dengannya. Ternyata wajahnya tak berbeda dengan yang sering ku lihat di televisi. Dan yang ku lihat setelahnya adalah sepatunya. Yup, sesuai dugaanku, dia memakai sepatu kets, yang memang menjadi ciri khas seorang Dahlan Iskan. Yang membuatnya terlihat berbeda dari para pejabat lainnya.
Mengikuti kuliah umum dengannya semakin menambah ketertarikanku padanya. Orang yang ramah dan lucu. Tak malu mengakui kekurangan dan kesalahannya. Saat diceritakan sedikit profil hidupnya, terutama tentang sarung, baju dan celana, satu-satunya pakaian yang dimiliki, aku tak kuasa menahan haru. Tadi aku hampir menangis, apalagi bisa melihat dia secara dekat. Aku begitu BAHAGIA.
Bagiku waktu 2 jam tadi begitu langka dan rugi jika kulewatkan begitu saja.
Dia juga mengatakan bahwa hidup harus optimis. Karena jika kita optimis maka kita akan dekat dengan kesuksesan. Tidak ada yang tidak mungkin. Selalu berpikir optimis.
Dia juga mengatakan bahwa menjadi seorang pengusaha ibarat orang yang naik sepeda. Tidak ada tata cara atau kursus untuk mempelajarinya. Tapi semua dipelajari secara otodidak. Seperti halnya ketika kita belajar sepeda. Pertama-tama kita coba-coba pegang, lalu kita coba naik, ketika naik, lalu jatuh, naik lagi, baru akhirnya bisa lancar membawa sepedanya. Begitu juga ketika kita melakukan sebuah usaha, kita coba-coba dulu pegang uang, bagaimana memutar agar uang yang tadinya hanya lima ratus ribu menjadi jutaan.
Jangan takut bangkrut atau gagal, karena saat kita gagal atau jatuh itu sama halnya ketika kita jatuh dari sepeda. Kita harus segera bangkit dan memulainya lagi.
Dia juga mengatakan bahwa ketika dia menjadi menteri, dia tidak suka jika diberikan banyak wewenang. Makanya sebagian wewenangnya diberikan untuk bawahannya. Karena dia merasa, dia dan para bawahannya adalah sama. Hanya yang berbeda adalah kesempatan. Setiap orang berhak diberi kesempatan. Makanya dia lebih senang memberi kesempatan kepada bawahannya agar bisa maju. Karena ketika orang diberi wewenang pasti akan timbul tanggung jawab dalam dirinya.
Bagi kalian yang belum tahu banyak tentang sosok Dahlan Iskan, aku ingin sedikit berbagi informasi.
Bapak Dahlan adalah seorang anak petani miskin dari Jawa Timur, di desa Kebon dalem.
Satu-satunya pakaian yang dia punya hanya sebuah celana pendek, baju, dan kain sarung. Jika dia mau mencuci celananya maka dia akan memakai sarung sebagai pengganti celananya, dan ketika dia mencuci bajunya, dia akan menggunakan sarung sebagai pengganti bajunya. Sarung baginya multi fungsi. Bisa sebagai celana, sebagai alat untuk solat, sebagai selimut, alat untuk main ninja-ninjaan. Juga kadang sarung dililitkan diperut untuk menahan lapar.
Beliau hanya tamatan SMA, sempat kuliah dua semester lalu di drop out.
Saat masih kecil, ada dua mimpinya yaitu ingin punya sepatu dan sepeda. Saat belum punya sepatu, dia harus ke sekolah menempuh jarak kurang lebih 6 KM dengan berjalan kaki dan tanpa alas kaki. Alhasil, kakinya lecet-lecet.
Baginya, hidup bagi orang miskin harus dijalani apa adanya. Kemiskinan tak lantas membuatnya bersedih. Dia tetap bisa menikmati hidupnya, tertawa-tawa bersama teman-temannya.
Sosok nya mengajarkan kita bahwa takdir seseorang bisa berubah. Dia bisa membuktikan bahwa miskin bukan menjadi hambatan baginya untuk bisa sukses. Walaupun dia tidak mengenyam pendidikan di bangku kuliah, tapi dia bisa membuktikan bahwa dia bisa lebih hebat dari orang-orang yang lulus sarjana.
Menurutnya, seseorang tidak hanya harus pintar, tapi juga memiliki kepribadian yang baik. Karena pintar saja tidak cukup. Tapi untuk diterima oleh orang lain juga diperlukan kepribadian yang baik, sederahana, dan tidak sombong. Karna banyak orang pintar yang gagal berbaur di masyarakat karena dia merasa pintar sendiri. Kepintaran diberikan  Tuhan untuk kita bukan untuk konsumsi pribadi, tetapi juga untuk kita bagi dengan orang-orang di sekitar kita. Bagaimana kita bisa memintarkan orang lain.
Dahlan Iskan always inspiring me. He’s my inspirator J


Tidak ada komentar: