Hari ini adalah hari yang begitu istimewa untukku. Karena
hari ini aku bisa bertemu langsung dengan sosok yang menginspirasiku selama
ini. Aku mengenal sosoknya hanya dari sebuah buku, tapi aku merasa begitu dekat
dengannya. Sosok yang begitu kukagumi dan kuidolakan. Dan menurutku, daripada
aku sibuk mengidolakan artis-artis yang selalu datang silih berganti, aku lebih
memilih mengidolakannya saja. Beliau bukan sosok biasa, tapi begitu istimewa. Beliau
adalah Menteri BUMN, Bapak Dahlan Iskan. Orang yang sederhana, baik, ramah, dan
menerobos birokrasi-birokrasi lama yang dirasa merugikan masyarakat. Dia
melakukan banyak perubahan pada tempat-tempat yang dipimpinnya.
Ya, tadi aku bisa melihatnya langsung dan secara dekat.
Karena dia mengisi kuliah umum di gedung AAC Dayan Dawood. Ketika aku tiba dan
akan memasuki pintu masuk, aku langsung mengenalinya saat berpapasan dengannya.
Ternyata wajahnya tak berbeda dengan yang sering ku lihat di televisi. Dan yang
ku lihat setelahnya adalah sepatunya. Yup, sesuai dugaanku, dia memakai sepatu
kets, yang memang menjadi ciri khas seorang Dahlan Iskan. Yang membuatnya
terlihat berbeda dari para pejabat lainnya.
Mengikuti kuliah umum dengannya semakin menambah
ketertarikanku padanya. Orang yang ramah dan lucu. Tak malu mengakui kekurangan
dan kesalahannya. Saat diceritakan sedikit profil hidupnya, terutama tentang sarung,
baju dan celana, satu-satunya pakaian yang dimiliki, aku tak kuasa menahan
haru. Tadi aku hampir menangis, apalagi bisa melihat dia secara dekat. Aku begitu
BAHAGIA.
Bagiku waktu 2 jam tadi begitu langka dan rugi jika
kulewatkan begitu saja.
Dia juga mengatakan bahwa hidup harus optimis. Karena jika
kita optimis maka kita akan dekat dengan kesuksesan. Tidak ada yang tidak
mungkin. Selalu berpikir optimis.
Dia juga mengatakan bahwa menjadi seorang pengusaha ibarat
orang yang naik sepeda. Tidak ada tata cara atau kursus untuk mempelajarinya. Tapi
semua dipelajari secara otodidak. Seperti halnya ketika kita belajar sepeda.
Pertama-tama kita coba-coba pegang, lalu kita coba naik, ketika naik, lalu
jatuh, naik lagi, baru akhirnya bisa lancar membawa sepedanya. Begitu juga
ketika kita melakukan sebuah usaha, kita coba-coba dulu pegang uang, bagaimana
memutar agar uang yang tadinya hanya lima ratus ribu menjadi jutaan.
Jangan takut bangkrut atau gagal, karena saat kita gagal
atau jatuh itu sama halnya ketika kita jatuh dari sepeda. Kita harus segera
bangkit dan memulainya lagi.
Dia juga mengatakan bahwa ketika dia menjadi menteri, dia
tidak suka jika diberikan banyak wewenang. Makanya sebagian wewenangnya
diberikan untuk bawahannya. Karena dia merasa, dia dan para bawahannya adalah
sama. Hanya yang berbeda adalah kesempatan. Setiap orang berhak diberi
kesempatan. Makanya dia lebih senang memberi kesempatan kepada bawahannya agar
bisa maju. Karena ketika orang diberi wewenang pasti akan timbul tanggung jawab
dalam dirinya.
Bapak Dahlan adalah seorang anak petani miskin dari Jawa
Timur, di desa Kebon dalem.
Satu-satunya pakaian yang dia punya hanya sebuah celana
pendek, baju, dan kain sarung. Jika dia mau mencuci celananya maka dia akan
memakai sarung sebagai pengganti celananya, dan ketika dia mencuci bajunya, dia
akan menggunakan sarung sebagai pengganti bajunya. Sarung baginya multi fungsi.
Bisa sebagai celana, sebagai alat untuk solat, sebagai selimut, alat untuk main
ninja-ninjaan. Juga kadang sarung dililitkan diperut untuk menahan lapar.
Beliau hanya tamatan SMA, sempat kuliah dua semester lalu di
drop out.
Saat masih kecil, ada dua mimpinya yaitu ingin punya sepatu
dan sepeda. Saat belum punya sepatu, dia harus ke sekolah menempuh jarak kurang
lebih 6 KM dengan berjalan kaki dan tanpa alas kaki. Alhasil, kakinya
lecet-lecet.
Baginya, hidup bagi orang miskin harus dijalani apa adanya. Kemiskinan
tak lantas membuatnya bersedih. Dia tetap bisa menikmati hidupnya, tertawa-tawa
bersama teman-temannya.
Sosok nya mengajarkan kita bahwa takdir seseorang bisa
berubah. Dia bisa membuktikan bahwa miskin bukan menjadi hambatan baginya untuk
bisa sukses. Walaupun dia tidak mengenyam pendidikan di bangku kuliah, tapi dia
bisa membuktikan bahwa dia bisa lebih hebat dari orang-orang yang lulus
sarjana.
Menurutnya, seseorang tidak hanya harus pintar, tapi juga
memiliki kepribadian yang baik. Karena pintar saja tidak cukup. Tapi untuk
diterima oleh orang lain juga diperlukan kepribadian yang baik, sederahana, dan
tidak sombong. Karna banyak orang pintar yang gagal berbaur di masyarakat
karena dia merasa pintar sendiri. Kepintaran diberikan Tuhan untuk kita bukan untuk konsumsi
pribadi, tetapi juga untuk kita bagi dengan orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana kita bisa memintarkan orang lain.
Dahlan Iskan always inspiring me. He’s my inspirator J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar