Kamis, 30 Mei 2013

Film "Tears of The Sun"

Seminggu yang lalu aku menonton film "Tears of The Sun". Film ini mengisahkan tentang peperangan yang terjadi di Norwegia. Penuh konflik dan pertumpahan darah, merinding juga nontonnya, seakan nyawa manusia tak ada harganya dan pembunuhan massal pun terjadi. Dalam film yang dibintangi oleh Bruce Willis ini juga diceritakan bagaimana seorang tentara militer yang berkarakter dingin kemudian berubah dengan menunjukkan sisi humanisnya. Bagaimana tidak, dia dan rekan-rekannya melihat sendiri bagaimana perjuangan kaum-kaum tertindas di sana. Nyawa-nyawa melayang, para wanita di perkosa kemudian dibunuh, betapa mudahnya manusia menghabisi nyawa manusia lainnya.
Peperangan ini berawal saat Samuel Akuza terpilih sebagai presiden Nigeria. Perlawanan mulai ditunjukkan oleh organisasi Mustafa Yakubu. Isu yang berkembang adalah dengan memanfaatkan perbedaan ras dan etnik di negara tersebut. Akibatnya pertumpahan pun terjadi dan etnik Yakubu dalam waktu singkat berhasil menduduki Nigeria dan membersihkan etnik-etnik yang dinilai bertentangan dengan mereka. Dalam hal ini etnik tersebut yaitu suku Ibo. Terpaksa sebagian mereka melarikan diri untuk mencari perlindungan.
Sementara itu, Amerika mencoba untuk menyelamatkan warga negaranya yang masih berada di negara konflik tersebut. Pihak militer Amerika pun bergerak dan mengutus agennya Eagle One untuk menjalankan misi yang ditugaskan yaitu menyelamatkan warga negaranya, yang misi utamanya adalah menyelamatkan Dr. Lena Fiore Kendricks. Selain itu misi sampingannya adalah menyelamatkan 2 orang suster dan satu pendeta. Saat pasukan Eagle One berhasil menemukan Dr. Lena beserta dua orang suster dan seorang pendeta, ternyata misi mereka tidak berjalan lancar karena Dr. Lena menginginkan agar warga Nigeria yang ada di pengungsian juga harus diselamatkan semua dan ikut dengan mereka. Pertama pasukan tersebut merasa keberatan, namun akhirnya menyetujui karena tidak punya pilihan lain. Namun tidak semua warga ikut, ada juga yang tetap tinggal, begitu pula dengan dua orang suster dan satu pendeta tersebut yang tetap ingin tinggal karena tidak tega meninggalkan sebagian para pengungsi yang masih sekarat dan membutuhkan pertolongan. Mereka berjalan selama beberapa hari dengan menempuh perjalanan yang tidak mudah dan hanya istirahat sebentar saja kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Akhirnya mereka pun sampai di lokasi yang telah ditentukan untuk pendaratan helikopter yang akan menjemput mereka, namun helikopter yang muncul hanya dua. Apalagi saat pasukan hanya menarik Dr. Lena untuk naik ke helikopter sedangkan warga yang lain dibiarkan tinggal di tempat itu.

Film ini mengandung nilai-nilai humanis yang sangat bagus untuk ditonton. Menonton film ini seakan memutar kembali memoriku beberapa tahun lalu saat Aceh masih konflik. Memang di tempatku tinggal terbilang aman dan aku pun tidak mengalami atau menyaksikan tragedi-tragedi pertumpahan darah. Namun aku sering sekali mendengar kontak senjata pada waktu itu. Dan jika suara itu mulai terdengar di malam hari, mama akan membangunkan aku yang waktu itu masih berumur sekitar 9 tahun dan berbisik padaku, “Adek, tiarap, tiarap yaa...”
Dan saat itu juga jantungku langsung berdegup kencang dan mulai dilingkupi ketakutan. Bayangkan seorang gadis kecil yang begitu ketakutan saat mendengar suara kontak senjata yang begitu jelas terdengar di telinganya. Itu hanya mendengar saja sudah membuat aku takut dan merinding. Apalagi jika aku melihat sendiri senjata itu melayang ke tubuh-tubuh manusia atau justru merasakan peluru itu menancap ditubuhku. Naudzubillah L
Jadi bisa kalian bayangkan dan pikirkan bagaimana rasanya hidup di dalam konflik, di antara suara-suara senjata dan bertanya-tanya apakah esok aku masih bisa bernafas, apakah esok aku masih bisa berkumpul bersama keluarga dan teman-temanku, apakah esok ayah dan ibu masih tetap ada untuk menjadi pelindungku ataukah harus mati diujung todongan senjata, apakah esok aku masih bisa melihat orangtuaku tersenyum, apakah esok.....????
Pertanyaan-pertanyaan itu berisi harapan. Harapan konflik itu akan reda dan berganti dengan “DAMAI”.

Mau tahu lebih lanjut cerita film “Tears of The Sun” ? Ayooo nonton filmnya J


Jumat, 24 Mei 2013

Film "Baghban"

Nonton film Baghban malah banjir airmata. Yup, filmnya sedih banget banget banget :(
Baghban adalah sebuah film yang bercerita tentang orangtua yang begitu mencintai anak-anak mereka. Pasangan Raj Malhotra dan istrinya Pooja mempunyai 4 orang anak kandung dan seorang anak angkat. Raj membanting tulang demi bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya agar bisa menjadi anak-anak yang sukses. Mereka adalah potret orangtua yang sempurna. Bahkan hingga mereka telah menikah selama 40 tahun, hubungan mereka berdua tetap harmonis dan saling mencintai. Istrinya, Pooja, selalu setia menunggu suaminya, Raj pulang kerja sambil menghidangkan teh, yang telah menjadi kebiasaannya hingga sudah 40 tahun perjalanan rumah tangga mereka. Suatu ketika, Raj pensiun dari pekerjaannya sebagai akuntan di sebuah bank. Saat masa pensiunnya itu, dia merasa ingin agar mereka bisa lebih dekat dengan anak-anak. Karena selama ini semua anak-anaknya tinggal di kota yang berbeda-beda sehingga mereka hanya berjumpa beberapa kali dalam setahun. Namun 4 anak kandung mereka dan juga para istrinya merasa enggan dan tidak ada yang mau menampung mereka berdua karena dianggap akan menjadi beban bagi keluarga mereka nantinya. Sehingga mereka mengajukan syarat bahwa mereka akan secara bergiliran menjaga kedua orangtua mereka namun mereka tidak bisa menampung kedua orangtua mereka secara sekaligus, yang artinya kedua orangtuanya akan tinggal terpisah dan akan tinggal dengan salah satu dari mereka.
Raj tidak bisa menerima hal itu karena dia sama sekali tidak mau berpisah dengan istrinya. Namun istrinya menerima keputusan anak-anaknya itu dan menganggap bahwa maksud anak-anaknya itu sebenarnya baik.
6 bulan masa perpisahan Raj dan Pooja merupakan saat terberat bagi mereka berdua. Belum lagi perlakuan anak-anak mereka pada mereka. Dalam kesedihan mereka, mereka hanya bisa bertukar kabar lewat surat dan sesekali menelepon. Karena saran dari teman barunya, Raj mencoba untuk menulis kisahnya dengan istrinya menjadi sebuah buku. Hingga akhirnya setelah 6 bulan, mereka kembali bersama. Saat itulah, tanpa sengaja mereka bertemu dengan anak angkatnya yang bernama Alok. Anak yang diangkatnya dulu kini sudah menjadi sukses dan kaya raya. Bahkan Alok menghadiahi orangtuanya itu sebuh mobil mewah dan mengajak mereka untuk tinggal bersama.

Selama nonton film ini, nggak berhenti-berhenti aku nangis. Karena memang ceritanya sedih banget. Bayangin yaa, anak-anak kandung yang sudah mereka besarkan dengan penuh kasih sayang malah tega memperlakukan mereka seperti itu. Menganggap mereka seperti beban. Sedangkan anak angkatnya justru yang begitu menghargai dan menyayangi mereka dengan tulus.
Film ini memberiku banyak pelajaran berharga. Ternyata dimanapun orangtua itu sama. Mereka selalu memberi yang terbaik buat anak-anaknya bahkan rela mengorbankan dirinya sendiri. Tapi anak-anaknya belum tentu bisa melakukan hal yang sama.
Anak-anak hanya bisa menjadi alasan orangtuanya menangis. Aku hanya berharap nanti saat aku sudah berkeluarga, aku tidak memperlakukan orangtuaku dengan buruk. Aku selalu berharap bisa menjadi alasan orangtuaku tertawa, bangga, dan bahagia. Semoga aku dan KITA semua bisa menjadi anak-anak yang bisa memberi senyum di wajah orangtua KITA, terutama di hari tua mereka :)

Jumat, 17 Mei 2013

Program Siaran Radio dan Televisi

Besok midterm "Program Siaran Radio dan Televisi" dan bahannya lumayan banyak juga. Dan kelemahan aku adalah susah mengingat apa yang sudah aku baca, terkecuali jika aku baca berulang-ulang dan sering. Dan biasanya aku hanya membaca bahan kuliah di saat kepepet, biasanya di malam sebelum midterm. Tapi untuk midterm ini, aku bacanya sudah dari seminggu yang lalu. Mulai dari aku pindahin bahan yang awalnya dalam bentuk powerpoint ke word document, lalu setelah selesai aku salin dan aku masukkan bahan word tersebut ke dalam handphone agar bisa aku baca kapanpun dan dimanapun. Well, sudah lumayan banyak juga yang aku pahami dan mengerti. Nah kenapa kali ini aku lebih rajin belajarnya?? Karena katanya dosen yang satu ini agak selektif dalam memberikan nilai. So, aku harus berupaya lebih keras.
Oke, aku juga mau bagiin hasil rangkuman materi kuliah ini untuk kalian semua, mana tau berguna kan :)


Bahan Pertama
*Hubungan TV, Penonton, dan Pengiklan => Program dianalogikan sebagai produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada audien dan pemasang iklan.

*Jenis Acara Televisi :
1. INFORMASI
   a. Hard News (Buletin, current affair)
   b. Soft News (feature, magazine, documentary, talkshow)
2. HIBURAN
   a. Musik
   b. Drama
   c. Permainan/ Games
   d. Pertunjukan

*Program Informasi :
 Hard news, yaitu Informasi penting yang segera harus disiarkan.
Soft News, yaitu Informasi yang disajikan secara mendalam (in depth) namun tidak bersifat segera harus disiarkan.

Softnews yaitu :
a.       Current Affair  yaitu “Persoalan kekinian”  berita penting yang muncul sebelumnya diangkat secara lengkap dan mendalam.
b.      Magazine
c.       Dokumenter , yaittu Informasi untuk pembelajaran dan pendidikan
d.      Talkshow

*Membangun program harus memperhatikan 4-P :
-PRODUCT,  yaitu materi program yang dipilih haruslah berkualitas bagus dan diharapkan disukai penonton.
-PRICE, yaitu biaya program seminimal mungkin, tapi menguntungkan.
-PLACE, pemilihan waktu tayang sangat berpengaruh.
-PROMOTION, yaitu memperkenalkan program agar  segera diketahui publik , untuk selanjutnya dijual kepada  pengiklan.

*Dalam membangun program harus memperhatikan :
1. Seberapa menarik dan unik acara yang akan dibuat?
2. Seberapa penting acara ini dibutuhkan oleh penonton?

*Dalam membangun program harus memiliki visi misi yang kuat, meliputi :
1.  Teknis
    a. Isi Program
    b. Kemasan Program
    c. Dukungan sumber daya
2.  Non Teknis
    a. Pemeliharaan program
    b. Pemasaran Program

*Menurut Edwin T Vane & Lynne S Gross (Pakar media), ada beberapa ciri program yang berhasil menjaring banyak penonton, yaitu:
  -Ada konflik
  -Durasi yang pas dan masa penayangan
  -Menampilkan idola
  -Memiliki daya tarik
  -Jam tayang yang pas
  -Trend masa kini
  -Konsistensi

*Membangun program bisa diaplikasikan melalui analisis SWOT :
  STRENGTH – KEKUATAN
  WEAKNESS – KELEMAHAN
  OPPORTUNITY – KESEMPATAN
  THREAT – ANCAMAN/ TANTANGAN

*Membangun program :
  1. Pengumpulan ide
  2. Perumusan
  3. Uji Coba
  4. Evaluasi
*Program televisi dilihat dari cara penyajiannya dibedakan menjadi:
  1. LIVE/ siaran langsung
  2. TAPING/ siaran tunda

*Program televisi dilihat dari isinya dibedakan menjadi :
  1. Program jurnalistik (berita/ informasi)
  2. Program entertainment (hiburan)
  3. Gabungan keduanya

*Hal yang terkait dengan pengemasan program
     1. Prioritas
     2. Alur cerita
     3. Pacing/ kecepatan dalam bertutur

Bahan Kedua
*Perencanaan program TV :
Berpikir seperti pemirsa
Mampu meyakinkan pemasang iklan
Bahwa waktu siaran bernilai setiap detiknya
Berkompetisi merebut waktu orang lain

*TUJUAN TV KOMERSIAL ADALAH :
Mendapatkan audien sebanyak-banyaknya
Target audien tertentu
Prestise
Penghargaan
Kepentingan publik

*Faktor Program :
Persaingan 
Ketersediaan audien 
Kebiasaan (habit) audien
Aliran audien
Ketertarikan audien
Ketertarikan pemasang iklan
Anggaran
Ketersediaan program
Produksi sendiri

*Program TV:
Program dibuat sendiri (in-house production)
Program yang dibuat pihak lain.

PROGRAM DIPRODUKSI SENDIRI “LEBIH BISA MENGHEMAT PENGELUARAN”

*Eksekusi Program yaitu kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.
*Pengawasan dan Evaluasi Program :
Mempersiapkan standar program 
Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar dan aturan perundangan yang berlaku
Memelihara catatan (record) program yang disiarkan.
Memastikan kepatuhan terhadap kontrak yang sudah dibuat
Memastikan biaya program tidak melebihi jumlah yang dianggarkan.

*Klasifikasi Program :
KLASIFIKASI A : TAYANGAN UNTUK ANAK (KHALAYAK BERUSIA DI BAWAH 12 TAHUN)
KASIFIKASI R :TAYANGAN UNTUK REMAJA (12-18 TAHUN)
KLASIFIKASI D : TAYANGAN UNTUK DEWASA
KLASIFIKASI SU : TAYANGAN UNTUK SEMUA UMUR

Bahan Ketiga
*Audien Penyiaran
-Audien adalah pasar
-Program yang disajikan adalah produk yang ditawarkan

*  STRATEGI MEREBUT PASAR AUDIEN
SEGMENTASI AUDIEN : STRATEGI UNTUK MEMAHAMI STRUKTUR AUDIEN.
TARGET AUDIEN : BAGAIMANA MEMILIH, MENYELEKSI DAN MENJANGKAU AUDIEN SASARAN.
POSITIONING : STRATEGI UNTUK MEMASUKI JENDELA OTAK KONSUMEN

*Segmentasi Audien yaitu kegiatan mengelompokkan audien ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen.

*Dasar Segmentasi Audien :
a. Segmentasi demografis yaitu segmentasi berdasarkan peta kependudukan.
Misalnya : Jenis kelamin, usia, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, agama, suku, dsb.
v  USIA : anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
Audien anak-anak jauh lebih besar dari orang dewasa. Anak-anak merupakan pasar potensial bagi pemasang iklan. Film animasi adalah program untuk anak-anak yang paling populer.
v  JENIS KELAMIN : wanita atau pria.
Olahraga (laki-laki)
Infotainment (wanita)
Sinetron (wanita)
Kuliner (wanita)
Berita (laki-laki)
 “WANITA LEBIH BANYAK MENONTON TELEVISI DARIPADA PRIA”
v PEKERJAAN :
Kalangan eksekutif (berita/talkshow)
Pekerja kasar (musik dangdut/film komedi)
v  PENDIDIKAN
v  PENDAPATAN : KELAS SOSIAL/ SELERA
KELAS ATAS-ATAS (A+)
KELAS ATAS BAGIAN BAWAH (A)
KELAS MENENGAH ATAS (B+)
KELAS MENENGAH BAWAH (B)
KELAS BAWAH BAGIAN ATAS (C+)
KELAS BAWAH BAGIAN BAWAH (C)

b. Segmentasi geografis, segmentasi berdasarkan jangkauan geografis.
c.  Segmentasi Geodemografis yaitu segmentasi berdasarkan geografis dan demografis.
d. Segmentasi Psikografis yaitu segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia.

*Gaya hidup masyarakat perkotaan Indonesia :
v  KELOMPOK SEJAHTERA (THE AFFLUENT, 15%) PEKERJA KERAS, PERCAYA DIRI YANG KUAT, INOVASI, PROAKTIF BERANI MENGAMBIL RESIKO. TERBUKA TERHADAP HAL-HAL BARU DAN MAMPU MEMPENGARUHI ORG LAIN.
v  KELOMPOK SUKSES (THE ACHIEVERS, 14 %) MEMILIKI KEMAMPUAN MEMIMPIN, CENDERUNG TIDAK SUKA DIPERHATIKAN. MENGEOMSUSMSI BARANG-BARANG SECARA FUNGSIONAL, KEPUTUSAN DENGAN RASIONAL. TIDAK MUDAH MENERIMA GAGASAN BARU.
v  PENCEMAS (THE ANXIOUS, 6 %) FOLLOWER, AMBISIUS, RASA PD YANG KUAT, SENANG MENUNJUKKAN PRESTASI TIDAK BERANI, MEMERLUKAN SARAN-SARAN DARI ORANG LAIN, MUDAH DIBUJUK DGN HAL2 RASIONAL.
v  PENYENDIRI (LONERS, 10 %) SENANG MENYENDIRI, KURANG BERANI TAMPIL, CENDERNG INDIVIDUALISTIK, KURANG TERTARIK BERAFILIASI DENGAN TEMAN, TETANGGA ORANG LAIN.
v  KELOMPOK GAUL (THE SOCIALITE ,11%) SENANG BERGAUL, PENGAMBIL RESIKO YANG BERANI MESKI RASIONAL KURANG, CENDERUNG MENGUASAI ORANG , SENANG MENONJOL, REAKTIF TERHADAP PERUBAHAN DAN IMPULSIF.
v  PENDORONG(THE PUSHER,6 %) TIDAK INGIN DIPERHATIKAN TAPI INGIN MENDOMINASI SEGALA SESUATU TANPA ARAH YANG JELAS, TIDAK MEMILIKI OBYEKTIF YANG JELAS, SENANG MENGONTROL ORANG LAIN. TIDAK MUDAH MENERIMA HAL BARU.
v  PENCARI PERHATIAN (ATTENTION SEEKERS, 17 %) INGIN MENARIK PERHATIAN, SENANG BELI BARANG-BARANG BARU,IMPULSIF, IRRASIONAL, MUDAH DIBUJUK SECARA EMOSIONAL DAN CENDERUNG FOLLOWER.
v  PENCARI KESENANGAN (PLEASURE SEEKERS, 20 %) INGIN MENCAPAI SESUATU TANPA KERJA KERAS, INDIVIDUALISTIK, KURANG SENANG BERSOSIALISASI, TEKUN MENGIKUTI TREN, PRINSIP KURANG KUAT, MUDAH GOYAH, TIDAK MENGHENDAKI TERJADI PERUBAHAN.

*Target audien yaitu memilih salah satu atua beberapa segmen audien yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran program dan promosi.

*Kriteria Target Audien :
v  RESPONSIF
v  POTENSI PENJUALAN
v  PERTUMBUHAN MEMADAI
v  JANGKAUAN IKLAN

*Positioning yaitu bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu.

*POSITIONING PENTING KARENA ADANYA KOMPETISI YANG CUKUP TINGGI

Bahan Keempat
Siaran Radio =>  Awalnya, semua pelopor hanya ingin mencari cara untuk mengirimkan suara sepanjang kabel, bukan melalui udara.
*Radio masih bertahan karena pendengar mencari kepraktisan dan radio dekat dengan pendengarnya.
*Radio banyak didengar orang saat mereka bekerja dan berkendara di dalam mobil.
*Siaran Radio :
a. 41 % di dalam rumah
b. 36% di dalam mobil
c. 21% di tempat kerja
*Program Radio :
a.      Format Radio, yaitu upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.
Tujuannya : Untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan bisa berkompetisi dengan media lain.
*Format Radio,  yaitu :
a. Format Informasi : dominasi berita (all news), dominasi perbincangan (all talk), atau news talk/talk news
b. Format  Hiburan
c. Jinggel Radio/ Radio air promo : gabungan musik atau kata yang mengidentifikasi keberadaan stasiun radio.  Radio Expose, programme expose dan announcer expose.

*Format Siaran, yaitu :
a. Kepribadian (personality) penyiar dan reporter
b. Pilihan musik dan lagu
c. Pilihan musik dan gaya bertutur
d. Spot atau kemasan iklan, jinggel dan promosi lainnya.
*Membuat Sebuah Program Radio Lebih Menarik
a.       Menganalisa Pendengar , Memahami pendengar secara umum
Jika anda menjadi pendengar, apa yang anda harapkan dari sebuah radio. Jika anda sedang bersiaran,  siapa kira-kira pendengar anda? Di mana  kira-kira   pendengar anda berada?
b. Harus Melakukan Riset
Tujuan : mendefinisikan yang tidak anda ketahui tentang pendengar anda ( pola dengar, sikap, kebiasaan membeli, pilihan musik dan kebutuhan pendengar). Dengan data ini dapat memenuhi minat pendengar dan membuat program yang efektif.
*Mengapa harus ada riset pendengar?
 -Untuk mengetahui siapa pendengar kita
-Untuk mengetahui kegemaran pendengar
-Menunjukkan radio anda memberi perhatian kepada pendengar
-Memberi tahu pengiklan data yang kita peroleh
Riset Peta Pendengar?
 -Siapa Pendengar program anda (Geografis, demografis, tingkat ekonomi, sosial seeker, trend setter).
 -Bagaimana dengan bukan pendengar program anda? Apakah mereka tertarik mendengarkan program anda?
*KARAKTERISTIK PENDENGAR
  Heterogen : Siapa saja
  Pribadi : radio is personal
  Aktif : pendengar tidak pasif, menginterpretasi dan menilai apa yang didengar.
  Selektif : pendengar bisa memilih gelombang mana saja dan penyiar tidak dapat memaksa  tetap stay tune

 Bahan Kelima
*Riset Penyiaran yaitu upaya media penyiaran untuk mengukur kerjanya.
*Riset Penyiaran :
-Memotivasi audien
-Memberikan feedback dengan hadiah/cendera mata

*FEEDBACK YANG DIBUTUHKAN
v  FEEDBACK YANG ILMIAH, AKURAT DAN TIDAK MENYESATKAN
v  FEEDBACK YANG BEBAS DARI BIAS PRIBADI DAN PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL SEKITAR
v  FEEDBACK YANG OBYEKTIF, KONSISTEN DAN LENGKAP DENGAN RISET SECARA SISTEMATIS

*Jenis Riset Program :
v  RISET RATING (RATING RESEARCH)
v  RISET NON-RATING (NON-RATING RESEARCH)

*PENELITIAN YANG DILAKUKAN LEMBAGA RISET DAPAT MEMBANTU MEDIA PENYIARAN DALAM 2 HAL :
v  MEMBANTU PERSIAPAN PEMBUATAN PROGRAM SIARAN ATAU IKLAN
v  MENILAI HASIL PROGRAM SIARAN DAN IKLAN.

*Riset Rating mengandalkan perhitungan kuantitatif.
*Pengumpulan Data :
v     Menggunakan catatan (diary)
v     Alat pemantau (recordimeter)
v     Telephone Coincidental Method
v     Telephone Recall
v     Wawancara langsung

*RISET RATING MENERAPKAN SAMPEL ATAS 3 ASPEK PENELITIAN :
v  SAMPEL PERILAKU
v  SAMPEL WAKTU
v  SAMPEL ORANG

*Kelemahan Riset Rating :
v  TUJUAN RISET KERAP TIDAK BERHASIL KARENA AUDIEN YANG DITELITI TERPUSAT MASYARAKAT KELAS MENENGAH.
v  JUMLAH SAMPEL YANG SANGAT KECIL.
v  UPAYA STASIUN PENYIARAN MENAYANGKAN PROGRAM2 TERBAIK DALAM MASA RISET RATING.

*Riset Radio :
v  FORMAT SIARAN
v  PILIHAN MUSIK
v  CAMPURAN MUSIK
v  MUSIK YANG DITINGGALKAN
v  PERCEPTUAL CALL-OUTS
v  LIFE STYLE ANALYSIS

Rabu, 08 Mei 2013

Pers


Pada pasal 1 ayat 1 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers tersurat apa yang di maksud dengan pers yaitu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tilisan, suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektrolit, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletein kantor berita.
Haris Sumadiria (2004) mengatakan ciri-ciri pers adalah sebagai berikut:
1. Periodesitas.
Pers harus terbit secara teratur, periodek, misalnya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan sebagainya. Pers harus konsisten dalam pilihan penerbitannya ini.
2. Publisitas.
Pers ditujukan (disebarkan) kepada khalayak sasaran yang sangat heterogen. Apa yang dimaksud heterogen menunjuk dua hal, yaitu geografis dan psikografis.
3. Aktualitas
 Informasi apapun yang disuguhkan media pers harus mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar baru terjadi atau sedang terjadi. Secara etimologis, aktualitas (actuality) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya, secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dimensi: kalender;waktu; masalah. Aktualitas kalender berarti merujuk kepada berbagai peristiwa yang sudah tercantum atau terjadwal dalam kalender.
4. Universalitas
Berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya dan dari keanekaragaman materi isinya.
5. Objektivitas
Merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

Ada 3 pilar pers, yaitu :
 1. Idealisme; Dalam pasal 6 UU Pers no 40 tahun 1999 dinyatakan, pers nasional melaksanakan peranan sebagai:
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi dan hak-hak azasi manusia serta menghormati kebhinekaan
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan infoemasi yang tepat, akurat, dan benar
 d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. 
Maknanya, bahwa pers harus memiliki dan mengemban idealisme. Idealisme adalah cita-cita, obsesi, sesuatu yang terus dikejar untuk dijangkau dengan segala daya dan cara yang dibenarkan menurut etika dan norma profesi yang berlaku serta diakui oleh masyarakat dan negara.
2. Komersialisme; Pers harus mempunyai kekuatan dan keseimbangan. Kekuatan untuk mencapai cita-cita itu, dan keseimbangan dalam mempertahankan nilai-nilai profesi yang diyakininya.
3. Profesionalisme; Profesianalisme adalah isme atau paham yang menilai tinggi keahlian profesional khususnya, atau kemampuan pribadi pada umumnya, sebagai alat utama untuk mencapai keberhasilan. Seseorang bisa disebut profesional apabila dia memenuhi lima ciri berikut:
a. memiliki keahlian tertentu yang diperoleh melalui penempaan pengalaman, pelatihan, atau pendidikan khusus di bidangnya.
b. mendapat gaji, honorarium atau imbalan materi yang layak sesuai dengan keahlian, tingkat pendidikan, atau pengalaman yang diperolehnya.
c. seluruh sikap, perilaku dan aktivitas pekerjaannya dipagari dengan dan dipengaruhi oleh keterikatan dirinya secara moral dan etika terhadap kode etik profesi.
d. secara sukarela bersedia untuk bergabung dalam salah satu organisasi profesi yang sesuai dengan keahliannya.
 e. memiliki kecintaan dan dedikasi luar biasa luar biasa terhadap bidang pekerjaan profesi yang dipilih dan ditekuninya.
 f.tidak semua orang mampu melaksanakan pekerjaan profesi tersebut karena untuk menyelaminya mensyaratkan penguasaan ketrampilan atau keahlian tertentu. Dengan merujuk kepada enam syarat di atas, maka jelas pers termasuk bidang pekerjaan yang mensyaratkan kemampuan profesionalisme.
Fungsi pers :
-Fungsi menyiarkan informasi (to inform). Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dikatakan orang, dan sebagainya.
-Fungsi mendidik (to educate). Sebagai sarana pendidikan massa, surat kabar dan majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana, maupun berita.
-Fungsi menghibur (to entertain). Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar dan majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mengandung minat insani (human interest), dan kadang-kadang tajuk rencana.
-Fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi mempengaruhi menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Sudah tentu surat kabar yang ditakuti ini ialah surat kabar yang independent, yang bebas menyatakan pendapat, bebas melakukan social control.
* Tribuana Said mengelompokkan Sejarah Pers Indonesia kedalam 6 periode :
  Masa sebelum 1908
  Masa 1908-1927
  Masa 1928-1945
  Masa 1945-1947
  Masa 1950-1965
  Masa 1966-sekarang
Pada era Soeharto terdapat 3 faktor utama penghambat kebebasan pers dan arus informasi
  Adanya system perizinan terhadap pers (SIUUP)
   Adanya wadah tunggal organisasi pers dan wartawan (PWI)
  Serta praktek intimidasi dan sensor terhadap pers.
Pada masa konflik, media dan wartawan tak leluasa menurunkan laporan apa adanya.bahkan Megawati mengeluarkan Kepres No 43/2003 yg membatasi ruang gerak wartawan.
Pada masa konflik, media mainstream cenderung menurunkan berita-berita yang tidak kritis, tanpa cover–both sides, dan minim verifikasi atau cek dan ricek.
Dalam status darurat militer ruang gerak media dibatasi, pemberitaan dipantau otoritas, media kehilangan independensi.
Berbeda saat  pasca tsunami, media atau pers begitu mudah mondar-mandir, menuliskan apa saja yang terekam, membuat pemberitaan yang berimbang.
* Menurut Onong Uchjana Effendy, ada empat ciri yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, antara lain :
1.        Publisitas (Publicity)
Yang mengandung arti penyebaran kepada khalayak atau kepada publik. Karena diperuntukkan untuk khalayak umum, isi atau informasi dalam surat kabar ini terdiri dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan umum.
2.        Periodesitas (Periodicity)
Yang berarti keteraturan dalam penerbitannya.  Keteraturan ini bisa satu kali sehari bisa juga satu atau dua kali terbit dalam seminggu. 
3.        Universalitas (universality)
Yang berarti kemestaan dan keragaman.  Isinya yang datang dari berbagai penjuru dunia.  Untuk itu jika sebuah penerbitan berkala isinya hanya mengkhususkan diri pada suatu profesi atau aspek kehidupan, seperti majalah kedokteran, arsitektur, koperasi atau pertanian, tidak termasuk surat kabar. 
4.        Aktualitas (Actuality)
Menurut kata asalnya aktualitas, berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya”. Kedua-duanya erat sekali sangkut pautnya dengan berita yang disiarkan surat kabar.
Dr. Willard.G. Bleyer(Suhandang, 2004 : 103) memberikan definisi atau pengertian berita sebagai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca. Sedangkan Mitchel V. Charnley (Syamsul, 1999 : 2) memberikan definisi atau pengertian berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Berita adalah uraian tentang peristiwa/fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik.
*Jenis berita:
1.Straight News
Straight news atau berita langsung merupakan uraian fakta yang nilai beritanya kuat (penting), menarik dan harus disajikan secepatnya dan mengandung unsur  (5W + 1H) serta dimulai dengan uraian terpenting ke kurang penting.
2.Feature
Feature merupakan sebuah "karangan khas" yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya. Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur why dan how sebuah peristiwa.

Jenis-jenis Feature :
1.      Feature Berita yang lebih banyak mengandung unsur berita, berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight-new.

2.      Feature Human Interest (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati, dan sebagainya). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.

3.      Feature Biografi. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi.

4.      Feature Perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negeri, atau ke tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subyektivitas menonjol, karena biasanya penulisnya yang terlibat langsung dalam peristiwa / perjalanan itu mempergunakan "aku", "Saya" atau "kami" (sudut pandang –point of view – orang pertama).

5.      Feature Sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan, dengan memunculkan "tafsir barn" sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini.


* Indepth reporting merupakan suatu laporan mendalam terhadap suatu obyek liputan, biasanya yang menyangkut kepentingan publik, agar publik betul-betul memahami obyek tersebut.
* Berita Investigasi adalah produk kerja asli jurnalis berkaitan dengan kepentingan publik, seperti investigasi terhadap sebuah instansi pemerintah atau nonpemerintah, mengandung informasi yang tidak akan terungkap.
 Ciri-ciri Opini
1.      Isi opini merupakan hasil pemahaman dan penilaian seseorang mengenai sesuatu hal (peristiwa/kejadian )
2.      Kebenaran opini bersifat negatif tergantung terhadap waktu,tempat, sudut pandang dan bukti-bukti yang relevan
3.      Bentuk kalimat berupa berita / perintah
Jenis-jenis Opini :
-Tajuk atau editorial yaitu opini atau pendapat atau sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap topik aktual, fenomenal, atau kontroversial yang menjadi perhatian masyarakat.
- Opini Masyarakat atau sering disebut artikel yang dituangkan dalam tulisan tentang berbagai soal, mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya, teknologi bahkan olahraga.
- Pojok adalah opini penerbit yang penyajiannya dilakukan secara humor.
- Karikatur (carricature/cartoon), adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus.
Surat kabar merupakan karya jurnalistik yang memuat fungsi pers, yaitu informasi, hiburan, pendidikan, kontrol sosial, dan lain sebagainya. Tajuk rencana merupakan sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.

* Jenis tajuk rencana antara lain:
a.Meramalkan (forcasting). Penulis tajuk rencana jenis ini, bisa memasukkan imajinasinya, untuk memprediksi atau meramal kejadian-kejadian yang akan datang berdasarkan informasi yang melatarbelakangi ditulisnya tajuk rencana ini.
b.Memaparkan (interpretating). Penulisan tajuk rencana bisa digunakan untuk memaparkan kembali berita atau peristiwa yang kurang jelas dalam pemuatan penerbitannya. Di sini, penulis tajuk bisa berfungsi sebagai guide dalam memperjelas informasi pemberitaannya.
c.Menggunakan (Explorating). Selain bersandar pada informasi pemberitaan penerbitannya, penulis tajuk rencana bisa mengangkat permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sebagai sumber informasinya. Penulis tajuk seperti ini harus mempunyai kepekaan dalam menjaring aspirasi masyarakat.