Seminggu yang lalu aku menonton film "Tears of
The Sun". Film ini mengisahkan tentang peperangan yang terjadi di
Norwegia. Penuh konflik dan pertumpahan darah, merinding juga nontonnya, seakan
nyawa manusia tak ada harganya dan pembunuhan massal pun terjadi. Dalam
film yang dibintangi oleh Bruce Willis ini juga diceritakan bagaimana seorang
tentara militer yang berkarakter dingin kemudian berubah dengan menunjukkan
sisi humanisnya. Bagaimana tidak, dia dan rekan-rekannya melihat sendiri
bagaimana perjuangan kaum-kaum tertindas di sana. Nyawa-nyawa melayang, para
wanita di perkosa kemudian dibunuh, betapa mudahnya manusia menghabisi nyawa
manusia lainnya.
Peperangan ini berawal saat Samuel Akuza terpilih
sebagai presiden Nigeria. Perlawanan mulai ditunjukkan oleh organisasi Mustafa
Yakubu. Isu yang berkembang adalah dengan memanfaatkan perbedaan ras dan etnik
di negara tersebut. Akibatnya pertumpahan pun terjadi dan etnik Yakubu dalam
waktu singkat berhasil menduduki Nigeria dan membersihkan etnik-etnik yang
dinilai bertentangan dengan mereka. Dalam hal ini etnik tersebut yaitu suku
Ibo. Terpaksa sebagian mereka melarikan diri untuk mencari perlindungan.
Sementara itu, Amerika mencoba untuk menyelamatkan
warga negaranya yang masih berada di negara konflik tersebut. Pihak militer
Amerika pun bergerak dan mengutus agennya Eagle One untuk menjalankan misi yang
ditugaskan yaitu menyelamatkan warga negaranya, yang misi utamanya adalah
menyelamatkan Dr. Lena Fiore Kendricks. Selain itu misi sampingannya adalah
menyelamatkan 2 orang suster dan satu pendeta. Saat pasukan Eagle One berhasil menemukan
Dr. Lena beserta dua orang suster dan seorang pendeta, ternyata misi mereka
tidak berjalan lancar karena Dr. Lena menginginkan agar warga Nigeria yang ada
di pengungsian juga harus diselamatkan semua dan ikut dengan mereka. Pertama
pasukan tersebut merasa keberatan, namun akhirnya menyetujui karena tidak punya
pilihan lain. Namun tidak semua warga ikut, ada juga yang tetap tinggal, begitu
pula dengan dua orang suster dan satu pendeta tersebut yang tetap ingin tinggal
karena tidak tega meninggalkan sebagian para pengungsi yang masih sekarat dan
membutuhkan pertolongan. Mereka berjalan selama beberapa hari dengan menempuh
perjalanan yang tidak mudah dan hanya istirahat sebentar saja kemudian melanjutkan
perjalanan lagi. Akhirnya mereka pun sampai di lokasi yang telah ditentukan
untuk pendaratan helikopter yang akan menjemput mereka, namun helikopter yang
muncul hanya dua. Apalagi saat pasukan hanya menarik Dr. Lena untuk naik ke
helikopter sedangkan warga yang lain dibiarkan tinggal di tempat itu.
Film ini mengandung nilai-nilai humanis yang sangat
bagus untuk ditonton. Menonton film ini seakan memutar kembali memoriku
beberapa tahun lalu saat Aceh masih konflik. Memang di tempatku tinggal
terbilang aman dan aku pun tidak mengalami atau menyaksikan tragedi-tragedi
pertumpahan darah. Namun aku sering sekali mendengar kontak senjata pada waktu
itu. Dan jika suara itu mulai terdengar di malam hari, mama akan membangunkan aku
yang waktu itu masih berumur sekitar 9 tahun dan berbisik padaku, “Adek,
tiarap, tiarap yaa...”
Dan saat itu juga jantungku langsung berdegup kencang
dan mulai dilingkupi ketakutan. Bayangkan seorang gadis kecil yang begitu
ketakutan saat mendengar suara kontak senjata yang begitu jelas terdengar di
telinganya. Itu hanya mendengar saja sudah membuat aku takut dan merinding.
Apalagi jika aku melihat sendiri senjata itu melayang ke tubuh-tubuh manusia
atau justru merasakan peluru itu menancap ditubuhku. Naudzubillah L
Jadi bisa kalian bayangkan dan pikirkan bagaimana rasanya
hidup di dalam konflik, di antara suara-suara senjata dan bertanya-tanya apakah
esok aku masih bisa bernafas, apakah esok aku masih bisa berkumpul bersama
keluarga dan teman-temanku, apakah esok ayah dan ibu masih tetap ada untuk menjadi
pelindungku ataukah harus mati diujung todongan senjata, apakah esok aku masih
bisa melihat orangtuaku tersenyum, apakah esok.....????
Pertanyaan-pertanyaan itu berisi harapan. Harapan
konflik itu akan reda dan berganti dengan “DAMAI”.
Mau tahu lebih lanjut cerita film “Tears of The Sun” ?
Ayooo nonton filmnya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar