Besok tanggal 26 desember, warga aceh akan memperingati tsunami yang melanda Aceh 7 tahun silam. Sejak hari ini pun banyak warga yang sudah melakukan doa bersama di mesjid. Bencana tsunami tujuh tahun lalu merupakan peristiwa kelam yang menyisakan tangis dan luka. Banyak saudara-saudara kita yang pergi dan tak pernah kembali. Kampung halaman yang kucintai pun ikut hilang bersama dengan sapuan air laut tersebut. Padahal dahulu, kampungku yang terletak di daerah Aceh barat sana memiliki pantai yang sangat indah, yang belum terjamah oleh tangan-tangan manusia, air nya yang biru, ombaknya yang riuh, menambah keelokan pantai itu. Terakhir kali aku melihat pemandangan tersebut ketika aku kelas 5 SD. Masih tergambar jelas diingatanku, bagaimana indahnya pesona laut disana, setiap hari selama disana, aku selalu bermain dipantai, karena jarak rumah nenek dengan pantainya sangat dekat. Selain itu, dihalaman rumah nenekpun ditanam berbagai jenis pohon, mulai dari durian, kedongdong, kuini, nangka, dan lain sebagainya. Namun itu hanya masa lalu. Kini rumah itu telah terbawa tsunami, dan sekarang hanya tinggal bekasnya saja. Ketika aku pulang kesana 2 tahun yang lalu, suasananya sudah gersang, panas, seperti tidak ada kehidupan, sungguh menyedihkan. Pantainya pun tidak terawat dan kotor. Melihatnya aku merasa sedih. Laut yang sedari dulu aku kagumi sudah berubah, rasanya aku ingin menangis melihat keadaan pantai yang seperti itu. Tsunami telah mengambil saudara-saudaraku, nenek, oom, teman, dan sahabat. Namun aku sadar bahwa ini semua merupakan ujian dari Tuhan. Tuhan tahu bahwa kami sanggup dan kuat menghadapinya. Dan sekarang lihatlah kota kami Aceh. Dia telah berubah menjadi kota yang cantik, dan berkat tsunami jugalah adanya MoU di Aceh. Tidak ada lagi kontak senjata dan konflik. Ya, dibalik setiap kejadian selalu ada hikmah. Tsunami membawa bencana sekaligus berkah. Dan tentu ada hikmah dari itu semua. Ada pembelajaran yang bisa kita ambil. Aku berharap, saudara-saudaraku yang tlah pergi menjadi orang-orang terbaik, diterima disisi-Nya, dan menjadi penghuni surga-Nya. Bagi saudara-saudaraku yang ditinggalkan tetaplah tegar, bencana ataupun masalah bukanlah akhir dari segalanya. Karna masalah lah yang mewarnai kehidupan kita. Masalah yang membuat kita belajar, belajar dari kegagalan, belajar dari kesalahan, belajar dari kekecewaan, belajar dari sakit hati, dan belajar dari segalanya. Tanpa masalah kita tidak akan pernah belajar dan menghasilkan yang terbaik. Masalah adalah ujian bagi kita untuk menentukan seberapa kuat dan tegarnya kita dalam mengarungi hidup ini. Masalah pulalah yang mengajarkan kita kedewasaan dan kebersamaan.
Semoga peringatan tsunami besok bukan mengingatkan kita akan sejarah yang kelam namun justru mengingatkan kita bahwa tanpa bencana itu maka hari ini kita bukanlah apa-apa. Karna bencana itulah yang membuat kita menjadi manusia yang kuat. Jika bencana sebesar itu mampu kita lewati maka yakinlah bahwa kita bisa dan mampu melewati cobaan seberat apapun juga. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar