BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya
tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah
karya, bisa berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang
di beberapa surat kabar maupun majalah. Resensi digelar di kampus, televisi,
radio, toko buku, ataupun internet. Bahkan sebagian besar surat kabar telah
menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang masalah perbukuan ini.
Dalam kegiatan resensi, juga perlu
adanya penelitian yang seimbang. Penilaian yang seimbang akan memberikan makna
tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca.
Resesi diperlukan untuk mengetahui
informasi dari sebuah buku. Buku yang diresensi
merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat
pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk
dibaca dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku
tersebut.
Menulis
resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca. Didalamnya
disajikan berbagai ulasan mengenai buku
tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca
dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi
kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi
yaitu pengertian atau definisi ,tujuan resensi dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian resensi?
2. Apa saja tujuan resensi?
3. Apa sajakah dasar-dasar resensi?
4. Bagaimana pola tulisan resensi?
5. Apa sajakah langkah-langkah
meresensi buku?
6. apa sajakah unsur-unsur resensi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian resensi
2. Untuk mengetahui tujuan resensi
3. Untuk mengetahui dasar-dasar
resensi
4. Untuk mengetahui pola tulisan
resensi
5. Untuk mengetahui langkah-langkah
meresensi buku
6. untuk mengetahui apa saja
unsur-unsur resensi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai
nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset,
CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan informasi kepada para
pembaca tentang sebuah karya.
Resensi
berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.
Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah
itu dalam bahasa Belanda dikenal sebagai recensie,
sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yaitu mengulas
sebuah buku.
Di
Indonesia, resensi sering juga diistilahkan dengan timbangan buku, tinjauan
buku, dan bedah buku. Adapun menurut Webster
Collegate Dictionary (1995), review
adalah a critical evaluation of a book,
karena itu pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu buku;
kelebihan dan kekurangan buku itu. Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan
mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi adalah suatu jenis
karangan yang berisi pertimbangan baik atau buruknya suatu karya. Resensi
bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya
itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Bertolak dari
tujuannya, resensi bermanfaat bagi para pembaca untuk menentukan perlu tidaknya
membaca buku tertentu atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni.
Dalam arti lebih luas, resensi dibuat juga untuk memberikan
pertimbangan-pertimbangan terhadap karya-karya seni lainnya seperti drama,
film, dan sebuah pementasan. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis
resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang
disiarkan sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan pada majalah
lain. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap
kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku.
Dengan
pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu
menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Dalam meresensi sebuah karya
harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang sedang dicermati atau diresensi
tersebut. Penilaian tersebut harus dilakukan secara seimbang dan proporsional.
Maksudnya ialah tidak boleh seorang peresensi tersebut hanya memberikan
penilaiannya yang positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya
dilakukan untuk menilai kelemahan dan kekurangannya saja.
Jika
diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi
maupun non fiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, drama, musik,
atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
Secara
umum, resensi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Deskriptif,
ialah mengggambarkan dan menjelaskan tentang karya seseorang secara menyeluruh,
baik dari segi isi, penulisannya, maupun penciptanya (creator). Resensi ini
tidak sampai pada penilaian kritik (bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang
dia resensi. Dia hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan
pencipta sebuah karya.
2. Deskriptif
evaluatif, ialah melakukan penilaian terhadap sebuah karya lebih dalam daripada
yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan, tapi menilai sebuah karya secara
keseluruhan dengan kritis dan argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir
resensi apakah karya yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
3. Deskriptif-komparatif,
ialah mencoba melakukan penilaian pada sebuah karya dengan cara membandingkan
karya orang lain yang memiliki kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi.
Selain membutuhkan analisa mendalam dan kritis, resensi ini juga membutuhkan
pengetahuan dan wawasan luas. Karena tidak hanya satu karya yang harus
dipahami, namun karya-karya lain yang berhubungan dengan karya yang dia resensi
juga harus pula dia pahami.
Namun,
ada juga yang berpendapat bahwa tiga jenis resensi buku adalah :
1. Informatif; maksudnya, isi dari resensi
hanya secara singkat dan umum dalam, menyampaikan keseluruhan isi buku.
2.
Deskriptif; maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis; maksudnya, resensi berbentuk
ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi
biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi
resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Dengan
demikian, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
2.2 Tujuan Resensi
Sebelum
meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Berikut adalah tujuan
resensi :
a. Menyampaikan
informasi kepada pembaca apakah sebuah karya patut mendapat sambutan atau
tidak.
b. Menunjukkan
kepada para pembaca layak tidaknya sebuah buku dibaca.
c. Mengajak
pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena
atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
d. Memberitahukan
kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan
buku tersebut.
Untuk
menulis resensi, kita harus memerhatikan dari sisi latar belakang dan nilai
buku.
a. Latar
Belakang
Agar
resensi bermanfaat bagi para pembaca, maka penulis mulai menyajikan resensi
dengan mengemukakan latar belakang buku itu, dimulai dengan tema dari karangan
buku tersebut. Penyajian temanya secara singkat itu dapat juga dilengkapi
dengan deskripsi buku tersebut, sehingga para pembaca yang belum tahu dapat
memperoleh gambaran mengenai isi buku tersebut. Deskripsi buku itu bukan hanya
tentang isinya tetapi juga dapat menyangkut badan mana yang menerbitkan buku
itu, kapan dan di mana diterbitkan, berapa tebalnya, dan formatnya. Penulis
resensi juga dapat memperkenalkan pengarangnya: namanya, ketenaran yang diperolehnya,
buku atau karya mana yang telah ditulisnya, atau mengapa ia sampai menulis buku
itu.
b. Macam
dan Jenis Buku
Para
pembaca memiliki selera yang berbeda. Oleh karena itu, penulis resensi harus
membuat klasifikasi mengenai buku tersebut. Dengan memasukkannya ke dalam kelas
buku tertentu, akan mudah menunjukkan persamaan dan perbedaan dari buku-buku
lain, sehingga pembaca akan tertarik untuk membacanya dan ingin mengetahui
lebih lanjut mengenai buku tersebut.
c. Keunggulan
Buku
Untuk
memberikan evaluasi terhadap sebuah buku yaitu dengan cara mengemukakan
segi-segi yang menarik dari buku itu. Mengenai keunggulan buku, peresensi
pertama-tama mempersoalkan kerangka buku itu, hubungan antarsatu bagian dengan
bagian yang lain. Yang kedua untuk menilai dari dekat sebuah buku, penulis
resensi juga mempersoalkan bagaimana isinya. Hal yang ketiga dari masalah buku
yaitu bahasa yang digunakan, bagaimana bahasa penulis dalam menulis buku
tersebut. Menilai sebuah buku berarti memberi saran kepada para pembaca untuk
menolak atau menerima kehadiran buku itu. Penulis resensi harus tetap berusaha
untuk memberi kesan kepada pembaca bahwa penilaiannya telah diberikan secara
tepat dan objektif.
d. Menilai
Buku
Dengan
memberikan gambaran mengenai latar belakang dan mengemukakan pokok-pokok yang menjadi sasaran penilaian, peresensi
sebenarnya telah memberikan pendapatnya mengenai nilai buku itu. Mengkritik
berarti memberi pertimbangan, menilai, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan buku
itu secara penuh tanggung jawab. Tugas utamanya peresensi yaitu membuat
penilaian secara jujur dan objektif terhadap sebuah buku, menganalisis tujuan
penulisan buku, kualifikasi penulisnya, serta membandingkannya dengan buku-buku
lain. Sebelum menulis resensi, seseorang harus membaca buku yang akan diresensi
secara utuh. Di bawah ini, beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman menyusun
resensi, yaitu:
1. Penulis
resensi harus mengetahui jenis buku yang akan diresensi;
2. Sebutkan
keunggulan buku tersebut;
3. Dimanakah
letak kelebihan buku tersebut; pada penyampaiannya, plotnya, bahasanya,
gambaran latarnya, penyusunannya, atau isinya;
4. Sebutkan
kelebihan dan kelemahannya. Memberikan kritik berarti memberikan
pertimbangan-pertimbangan;
5. Berikan
bukti atas komentar atau pertimbangan dengan mengutip kata atau kalimat yang
dibicarakan.
Untuk
mempermudah menyusun resensi, petunjuk teknis di bawah ini dapat diikuti:
a. Bacalah
buku secara global, untuk mengetahui sekilas dan secara cepat isi buku yang
akan diresensi;
b. Bacalah
buku tersebut untuk kedua kalinya dan mencatat hal-hal yang akan diungkapkan
dalam resensi;
c. Tulislah
kesan yang timbul setelah membaca buku. Kesan tersebut dapat dijadikan judul
resensi;
d. Mulailah
menulis resensi.
Caranya sebagai
berikut:
-
Tulislah judul resensi;
-
Tulislah judul buku yang akan diresensi;
-
Tulislah nama pengarang buku tersebut;
- Jika buku tersebut merupakan buku
terjemahan, tulislah judul dan pengarang aslinya, serta penerjemahnya;
-
Tulislah tebal buku/jumlah halaman;
-
Tulislah tubuh resensi;
-
Sebutkan jenis buku yang diresensi;
-
Sebutkan pokok persoalan dalam buku
tersebut;
-
Tulislah alur ceritanya;
-
Tulislah kesan atau ulasan alur
tersebut.
e. Tinjauan
Fiksi
Ini
adalah cara meresensi yang biasa digunakan dalam buku-buku fiksi. Selain harus
menguasai isi buku, peresensi juga harus mencari perimbangan antara jalan
cerita (plot, sinopsis) dan tema cerita. Kadang dipaparkan juga tentang proses
kreatif pembuatan karya oleh penulis buku itu sementara isi buku sendiri hanya
dipaparkan sekilas saja. Perbedaan antara resensi buku dan resensi film
terletak pada latar belakangnya saja. Jika pada resensi buku jumlah
halaman/tebal buku, isi buku, dan tempat terbitnya, maka pada resensi film
terdapat berapa lama film tersebut (durasi waktunya), dan harga dari film
tersebut. Dari segi isi, antara resensi film dan resensi tidak ada perbedaan.
2.3 Dasar-dasar Resensi
Dasar-dasar
resensi juga perlu diketahui agar peresensi dapat meresensi sebuah karya dengan
benar. Berikut dasar-dasar resensi :
a. Peresensi
memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
b. Peresensi
menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi
yang akan dibuat.
c. Peresensi
memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya, misal selera,
tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya.
d. Peresensi
memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak
mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi. Dengan demikian, kita akan
mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan
redaksi dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah
sastra tidak menampilkan resensi buku tentang teknik. Jenis buku yang dimuat
pasti buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi.
Kegiatan
meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap buku. Menilai
berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menunjukkan
kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku dengan penuh tanggung
jawab. Dengan penuh tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argumen
terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk
pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan kutipan-kutipan
yang tepat dan relevan). Akan tetapi, sasaran penilaian (organisasi, isi,
bahasa, dan teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur,
sering lebih mendapat tekanan daripada unsur yang lain. Hal yang patut
diperhatikan sebaiknya tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai
keseluruhan buku. Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan dengan
karya-karya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang
ditulis oleh pengarang lain. Bahasa resensi biasanya singkat-padat, tegas, dan
tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter
media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi
sasarannya. Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian
tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, dan tidak
panjang lebar (bertele-tele). Di samping itu, penyajian tulisan resensi
bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca baik itu oleh
redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri
membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca.
Untuk itu, jadikanlah diri kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara
ini, emosi sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan
dan kelemahan resensi kita.
Selanjutnya,
untuk peresensi sendiri memiliki syarat tertentu yaitu peresensi sebaiknya
memiliki bekal pengetahuan yang memadai untuk memahami isi yang akan diresensi.
Peresensi yang sama sekali tidak tahu sastra dan tidak pernah membaca buku-buku
sastra, tentu akan sulit jika diminta meresensi novel-novel sastra. Ada satu
penerbitan di Amerika Serikat, yang isi sepenuhnya ialah resensi-resensi buku.
Yang hebat, para penulis resensi itu bukan orang sembarangan, tetapi para ahli
dan pakar (beberapa di antaranya para pemenang Hadiah Nobel). Buku yang
diresensi pun yaitu karya terpilih, juga karangan orang-orang hebat. Dengan
membaca resensi semacam itu, yang ditulis oleh mereka yang sangat menguasai
bidang keahliannya, pembaca mendapat tambahan ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Menurut Daniel Samad, peresensi buku sastra harus dapat menyampaikan dua lapis
penilaian atau pertimbangan, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup. Nilai
literer terungkap dari kegiatannya yang disebut apresiasi sastra dan manfaat
untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas kebutuhan masyarakat.peresensi
dapat menyoroti salah satu dari bahan resensi yang ditinjau dari segi bahasa
yakni biasanya bernas (singkat-padat), dan tegas. Pemilihan karakter bahasa
yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuat dan
karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.
v Kelebihan
Resensi
a. Tidak
basi. Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel, dan
karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi
dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih bisa dikirim ke media lain.
Demikian pula buku yang diresensi, tidak harus buku yang baru terbit. Kita
boleh meresensi buku yang terbit setahun lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat
di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi
yaitu buku-buku yang baru terbit.
b. Menambah
wawasan. Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan
mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau
tidak.
2.4 Pola Tulisan Resensi
Ada
tiga pola tulisan resensi buku, yaitu :
a. Meringkas
(sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas.
Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu
sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap
penting dan ditulis dalam surat uraian singkat.
b. Menjabarkan
(deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah
dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian-uraian itu dikutip.
c. Mengulas
berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
·
Isi pernyataan atau materi buku yang
sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
·
Organisasi atau kerangka buku;
·
Bahasa;
·
Kesalahan cetak;
· Membandingkan (komparasi) dengan
buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
· Menilai, mencakup kesan peresensi
terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan
pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu dapat pula dipertukarkan. Kita
bisa langsung mengulas, menjabarkan, dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari
kesan terhadap buku, membandingkan, lalu masuk ke bagian meringkas. Sesudah
itu, kita memadatkan persoalan utama atau bagian terpenting dalam uraian yang
singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan bagian-bagian terpenting
dari sinopsis. Kita pun dapat memulai dari menjabarkan, meringkas, dan
mengulas. Namun, satu hal terpenting, isi pernyataan dalam buku tersebut harus
dipahami terlebih dahulu. Dari pemahaman itu, kita akan mengetahui pola mana
yang tepat untuk menyajikannya. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
saat ingin meresensi sebuah karya, yaitu tingkat keahlian atau kepakaran penulis
atau pengarangnya, pengalaman dan cara pandang penulisnya, analisis didalam
penyajian materinya, analisis keteknisan
penyajiannya, analisis kebahasaannya, ketajaman dan kekuatan topik serta
pembahasannya, kekuatan ekspresinya, dan kekuatan intelektualnya. Tujuan
pokoknya adalah agar pembaca tertarik untuk membaca secara langsung buku yang
sedang diresensi tersebut. Dengan kata lain, sesungguhnya peresensi itu adalah
jembatan yang akan menghubungkan sosok penulis atau pengarangnya dengan para
pembacanya. Dengan melakukan resensi, peresensi juga dapat menyampaikan masukan
pembenahan kepada penulisnya sekaligus pada penerbitnya, khususnya untuk
perbaikan pada edisi-edisi yang berikutnya. Resensi yang dibuat dengan baik,
objektif, tajam, dan mendalam, pembaca akan terbantu dalam membuat keputusan
yang tepat berkaitan dengan karya tersebut. Pembaca akan dapat menentukan
secara cepat apakah harus memiliki buku tersebut sesegera mungkin, atau justru
harus menundanya, atau bahkan sama sekali tidak perlu membelinya karena
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dibuatnya setelah membaca resensi
tersebut. Kemudian hal terakhir yang harus disampaikan oleh peresensi adalah
pertimbangan ihwal esensi materi dari buku atau karya yang sedang diresensi
tersebut secara objektif, konkret, jelas, dan intelek.
Beberapa
hal yang kiranya harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam membuat resensi,
yaitu :
- -Bahasa yang digunakan harus jelas,
tegas, tajam, dan akurat.
- -Pilihan kata yang digunakan harus baik,
tepat, dan tidak konotatif.
- -Format dan isi resensi harus disesuaikan
dengan kompetensi, minat, dan motivasi pembaca.
- -Objektif, seimbang, dan proporsional
dalam menyampaikan timbangan terhadap buku atau hasil karya.
Beberapa
unsur yang harus dijadikan pertimbangan dalam resensi, antara lain :
- -Estetika perwajahan karya yang sedang
diresensi.
- -Latar belakang penulisan dan pengalaman
penulis.
- -Tema dan judul dikaitkan dengan minat
pembacanya.
- -Penyajian dan sistematika karya yang
sedang diresensi.
- -Deskripsi teknis buku atau karya yang sedang
diresensi.
- -Jenis buku atau karya yang sedang
diresensi.
- -Keunggulan buku atau karya yang sedang
diresensi.
- -Kelemahan buku atau karya yang sedang
diresensi.
2.5 Langkah-langkah meresensi buku
a. Penjajakan
atau pengenalan terhadap buku yang akan diresensi. Mulai dari tema buku yang
diresensi, disertai deskripsi isi buku. Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan
dan dimana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga.
Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi,
buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu.
b. Membaca
buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta
permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai
bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian
yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat
sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan
sikap dan menilai hal-hal berikut:
Kerangka penulisan : bagaimana hubungan
antara bagian yang satu dengan bagian lain, bagaimana sistematikanya, dan
bagaimana dinamikanya.
· Isi pernyataan : bagaimana bobot ide,
analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya.
·
Bahasa : bagaimana ejaan yang
disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku
ilmiah.
· Sebelum menilai : alangkah baiknya jika
terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini
sangat membantu ketika kita menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi
dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
2.6 Unsur-unsur resensi
Kita
perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku, yaitu diantaranya :
a. Membuat
judul resensi. Judul yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau
inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat
sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan
keseluruhan isi resensi. Deskripsi, judul buku, nama pengarang (atau
penyunting), nama penerbit, tahun terbit, kota tempat penerbitan, jumlah
halaman, dan harga buku (boleh dicantumkan atau tidak). Ini disebut heading dan biasanya dicantumkan di awal
resensi. Misalnya: Makna Cinta dan
Perkawinan di Era Globalisasi, Dian Kencana Dewi, Bandung: Unpad Press,
2005,vii + 237 hlm.
b. Alinea
pembuka. Alinea pembuka atau lead ini bersifat sebagai pemancing agar pembaca
mau membaca resensi. Dalam membuat lead, peresensi, misalnya mampu mengaitkan
isi buku dengan konteks situasi yang sedang hangat di masyarakat, misalnya:
buku bertema tentang korupsi siterbitkan ketika sedang ramai-ramainya
pengadilan kasus korupsi. Lead bersama judul berfungsi penting sebagai penarik
minat pembaca.
c. Deskripsi
atau rangkuman tentang isi buku. Di sini peresensi merangkum isi atau esensi
buku secara ringkas. Tentu saja, pembaca tidak dapat menilai suatu buku jika
gambaran ringkas isinya pun ia belum mengetahuinya. Dalam merangkum tentang isi
buku, peresensi boleh mengutip satu atau dua kalimat atau alinea yang menarik
dari buku untuk memperjelas gambaran isinya.
d. Menyusun
data buku. Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
·
Judul buku (apakah buku itu termasuk
buku hasil terjemahan, jika demikian tuliskan juga judul aslinya.
·
Pengarang (kalau ada, tulislah juga
penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pad buku).
·
Penerbit.
·
Tahun terbit serta cetakannya (cetakan
keberapa).
·
Tebal buku.
e. Komentar,
evaluasi, dan penilaian. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni si peresensi
mengomentari dan menilai suatu buku dari berbagai aspek: aspek luar dan isi.
Karena keterbatasan ruang di media cetak, tentu tidak perlu seluruh aspek
tersebut dibahas secara rinci. Peresensi boleh memilih aspek-aspek mana yang
menurutnya paling penting untuk diulas dan disampaikan kepada pembaca.
f. Kalimat
penutup dan rekomendasi. Dalam kalimat penutup ini, peresensi kadang-kadang
secara tegas merekomendasikan bahwa buku bersangkutan memang layak atau tidak
layak dibaca. Kadang-kadang, rekomendasi tegas semacam itu tidak diungkapkan,
karena pembaca dianggap telah dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan ulasan
panjang sebelumnya.
g. Identitas
peresensi juga dicantumkan di bagian akhir resensi. Manfaatnya yaitu untuk
menunjukkan kredibilitas peresensi dalam meresensi buku bertema tertentu.
Misalnya
di akhir sebuah resensi tentang buku kehumasan, identitas peresensi disebutkan:
Dian Eka Puspita Sari, Staf Humas Trans TV. Artinya, peresensi ingin
menunjukkan bahwa ia merupakan praktisi Humas dan karena itu memiliki cukup
kemampuan untuk meresensi buku bertema Kehumasan.
BAB III
PENUTUP
2.4
Kesimpulan
Dalam meresensi sebuah karya tulisn
pasti menilai kekurangannya atau kelebihannya, dengan tujuan pembaca dapat
merangsang hasil karya tersebut. Untuk meresensi sebuah karya tulis perlu adanya
langkah-langkah dan dasar untuk meresensi sebuah buku, yang mana semua itu
saling memahami sepenuhnya tentang isi buku yang akan diresensi. Dalam
meresensi juga terdapat penggunaan bahasa yang singkat, padat dan jelas.
Terdapat juga pokok-pokok yang menjadi sasaran dalam meresensi buku yang mana
salah satu dari sasaran itu adalah mengulang tentang keunggulan dan kelemahan
buku. Membuat judul semenarik mungkin dan betul-betul mencerminkan isi buku
termasuk hal-hal penting dalam sebuah resensi termasuk juga mencantumkan
identitas sebuah buku yang menutup biasanya dengan memberikan saran atau
sasaran sebuah buku yang diresensi.
2.5
Saran
Untuk
merensensi sebuah karya, sebaiknya pelajari dan ketahui dengan benar
langkah-langkah meresensi dengan baik dan benar agar mendapatkan hasil resensi
yang objektif dan pembaca dapat point-point yang tepat mengenai kekurangan dan
kelebihan sebuah karya tersebut.
Daftar Pustaka
Achnad
H.P, Alek, 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Rahardi,
R Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar