Beberapa waktu yang lalu, dosen memberikan kami tugas akhir membuat proposal kampanye. Dan dari 3 judul kampanye yang kelompokku ajukan, yang disetujui yakni “Pencegahan Dini Kanker Serviks”. Selama beberapa hari kemarin terasa sangat sibuk mengerjakan semuanya. Mencari informasi dan melakukan survey kesana kemari. Meski lelah, namun terasa mengasyikkan.Yah, ini pertama kalinya aku merasa berbeda dengan mata kuliah yang diberikan. Terasa lebih menantang, dan sungguh suatu kebahagiaan mendapatkan dosen yang cerdas, tegas namun baik hati. Di mata kuliah ini pula, aku pertama kalinya benar-benar serius belajar dan bekerja sendiri saat mengerjakan soal midterm kemarin. Bukan berarti biasanya aku suka mencontek. Hanya saja biasanya dulu saat mengerjakan midterm atau final pasti ada 1 atau 2 soal yang aku tak yakin dengan jawabannya. Namun kali ini, aku mengerjakannya sendiri and yeah I do it J
Di mata kuliah ini aku belajar banyak hal. Bahwa kuliah itu bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai A, tapi “apa yang kita dapatkan”. Bukan hanya datang, duduk, diam, pulang, and nothing!
Walaupun proposal kampanye yang kami buat dikarenakan tugas akhir dari Bu Febri (nama dosenku), tapi aku akan tetap concern untuk mengkampanyekan “Pencegahan Dini Kanker Serviks”. Meskipun aku tak mempunyai dana sedikitpun, namu aku bisa mensosialisasikannya melalui jejaring sosial yakni facebook, twitter, dan blog. Karena penyakit ini sangat berbahaya bagi wanita.
Pencegahan Dini Kanker Serviks
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia, terjadi 490.000 kasus kanker serviks yang mengakibatkan 240.000 kematian tiap tahunnya, dan 80% dari angka tersebut terjadi di Asia. Menurut Center for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, jumlah penderita kanker serviks di negara-negara berkembang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan di negara maju. Di Amerika, hanya sekitar 2,5% dari penderita kanker yang meninggal karena kanker serviks. Sebaliknya di Haiti, angka kematiannya mencapai 49%. Sumber lain menyatakan seperti yang ditulis dalam Healthnews.com, kanker serviks sangat banyak diderita kaum perempuan India dan China. Negara-negara lain dengan angka kematian tertinggi akibat kanker serviks meliputi Bolivia, Paraguay, Belize, Peru, Guyana, Nikaragua, El Salvador, Kolombia, dan Venezuela.
Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan sebanyak 8000 kasus diperkirakan berakhir dengan kematian. Sementara itu, data dari Sistem Informasi rumah sakit tahun 2008 menunjukkan kanker payudara (18,4%) menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia, disusul kanker serviks (10,3%).
Di Banda Aceh, saat ini penderita kanker serviks sebanyak 0.5% dari jumlah penduduk wanita. Berarti ada sekitar 520 kasus kanker serviks. Dengan penderita paling banyak adalah wanita berusia 30-55 tahun. Dan diperkirakan sekitar 20% wanita beresiko terinfeksi kanker serviks.
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang tumbuh di daerah leher rahim yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang terletak diantara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dikenal dengan sebutan Human Papilloma Virus (HPV). Penyebab terinfeksi kanker serviks diantaranya karena bergonta ganti pasangan seksual, menikah muda (sebelum usia 20 tahun), kehamilan yang sering, pembalut wanita, seringnya mengkonsumsi makanan fastfood/junkfood, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Cara paling mudah untuk mendeteksi penyakit ini dengan melakukan pemeriksaan sitologi leher rahim yang biasa disebut dengan nama Paps smear atau papanicolaou smear. Metode tes Paps smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan di analisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkap apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Tingginya angka penderita kanker serviks disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan bahaya kanker serviks, sehingga membuat banyak penderita baru menyadari dan melakukan pengobatan ketika sel kankernya sudah menyebar dan mencapai stadium akut. Karena biasanya kanker serviks baru akan menunjukkan gejala serius setelah 10-20 tahun kedepan. Beberapa gejala yang umumnnya dialami oleh penderita kanker serviks yaitu keputihan lama dan berbau, perdarahan setelah berhubungan, dan tumbuh kutil di bagian leher rahim (biasanya akan terasa perih). Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan membiasakan diri memelihara kesehatan dan kebersihan reproduksi, mengurangi mengkonsumsi makanan fastfood/junkfood, menghindari berganti pasangan seksual, mengganti celana dalam sehari sekali (agar tidak lembab), melakukan tes paps smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual dan melakukan vaksinasi HPV.
Di Banda Aceh, penderita kanker serviks umumnya adalah perempuan berusia produktif. Oleh sebab itulah, kami melakukan kampanye ini yang memfokuskan pada remaja agar mereka dapat melakukan pencegahan sejak dini. Dengan adanya kampanye ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sehingga bisa membentuk perilaku yang positif.
Manfaat dari tindakan pencegahan dini kanker serviks yang dilakukan oleh remaja antara lain:
· Menumbuhkan kesadaran akan kebersihan dan kesehatan organ reproduksi.
· Mengurangi angka penderita kanker serviks dan resiko kematian.
· Menghindari resiko pengangkatan rahim yang akan menyebabkan para wanita tidak bisa mempunyai keturunan.
1 komentar:
nice..bisa kasih liat proposalmu ga?aku dapet tugas bikin proposal kampanye juga soalnya
Posting Komentar