Besok midterm komunikasi politik dan bingung mau belajar yang
mana saking banyaknya bahan. Liat ketebalan bukunya aja bikin stress. Dari tadi
aku bolak balik baca nggak kunjung habis. Yang ada malah tenggorokan aku yang
sakit. Gara-gara baca bukunya keras-keras :D
Satu harapanku semoga besok ada keajaiban seperti : dosennya
lupa kalo besok midterm, dosennya nggak datang, atau dosennya tetap datang dan
tetap membuat midterm, tapiiiii OPEN BOOK hahhaaahaha :D
Oya, aku mau berbagi sama kamu semua blogger tentang materi
apa aja yang aku pelajari dalam komunikasi politik. Tentu aja nggak semuanya,
poin-poin pentingnya aja. Karena kalau semua aku masukin kesini pasti nggak
bakalan muat dan tangan aku yang nggak akan sanggup mengetik banyak-banyak J
Oke let’s see..
Komunikasi Politik
è
Definisi Politik ialah siapa memperoleh apa, kapan,
dan bagaimana (who gets what, when, and how).
è
Definisi Komunikasi ialah proses penyampaian dan
penerimaan pesan-pesan dengan lisan, tulisan, atau simbol dari seorang
komunikator kepada komunikan melalui suatu media untuk mencapai tujuan
tertentu.
è
Definisi komunikasi politik (Menurut Nimmo),
ialah kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual dan
potensial yang mengatur perilaku manusia dalam kondisi konflik.
è
Definisi komunikasi politik (Menurut Richard
Fagen), ialah kegiatan komunikasi yang terdapat dalam suatu sistem politik yang
mempunyai dampak secara aktual dan potensial.
è
Ruang Lingkup komunikasi politik menurut Nimmo,
yaitu komunikator politik, pesan-pesan politik, media komunikasi politik,
khalayak komunikasi politik, dan akibat-akibat komunikasi politik.
è
Ciri-ciri politik dalam proses komunikasi
politik yaitu berkaitan dengan kekuasaan politik, negara, dan pemerintahan.
è
7 Fungsi dalam sistem politik : Sosialisasi
politik, perekrutan, artikulasi interes (artikulasi kepentingan), agregasi
interes (agregasi kepentingan), pembuatan aturan, aplikasi aturan, dan aturan
putusan hakim harus dilakukan melalui komunikasi.
è
Perbedaan pandangan antara ilmuwan politik dan
ilmuwan komunikasi dalam melihat komunikasi politik :
a.
Ilmuwan komunikasi lebih banyak membahas peranan
media massa dalam komunikasi politik (dengan sedikit perhatian pada komunikasi
antar pribadi) dan menilai saluran komunikasi dalam bentuk media massa
merupakan saluran komunikasi politik yang sangat urgen.
b.
Ilmuwan politik mengartikan komunikasi politik
sebagai proses komunikasi yang melibatkan pesan politik dan aktor politik dalam
setiap kegiatan kemasyarakatan. Ilmuwan politik menilai saluran media massa dan
saluran tatap muka memainkan peranan yang sama pentingnya.
è
Proses komunikasi terjadi diruang sosial
sehingga tidak mungkin proses komunikasi tidak mempertimbangkan dinamika
sosial.
è
Proses komunikasi ada 3 dimensi : Aktor, tempat,
dan waktu.
è
Proses komunikasi erat kaitannya dengan
perubahan sosial.
è
Proses sosial ialah individu, kelompok,
masyarakat bertemu, berinteraksi, dan berkomunikasi sehingga melahirkan
sistem-sistem sosial dan pranata sosial serta semua aspek kebudayaan.
è
Proses sosial mengalami dinamika sosial berupa
perubahan sosial dan mengalami pasang surut seirama dengan perubahan-perubahan
sosial secara global.
Prinsip Komunikasi dan Model Komunikasi
è
Proses simbolik, manusia menggunakan lambang dalam
berkomunikasi. Apa saja bisa dijadikan lambang. Manusia memberi makna pada lambang.
Lambang ialah simbol berdasarkan kesepakatan berbentuk kata-kata atau pesan
verbal, perilaku non verbal, objek yang maknanya disepakati bersama.
è
Dalam dunia politik, lambang juga sering
digunakan. Misalnya : Demokrat identik dengan warna biru, PDIP dengan warna
merah, dan golkar dengan warna kuning.
è
3 Ciri studi komunikasi dalam ilmu politik :
-
Ciri pertama, perhatian yang sama besarnya
terhadap “arus komunikasi ke atas” (berasal dari masyarakat ditujukan kepada
penguasa politik) dan “arus komunikasi ke bawah” (berasal dari penguasa
politik, ditujukan kepada masyarakat).
-
Ciri kedua, ketidakjelasan dan ketumpangtindihan
konsep komunikasi politik dengan fungsi-fungsi sistem politik lainnya ataupun
konsep-konsep yang lain seperti partisipasi politik. Semua fungsi dan konsep
tersebut pada hakikatnya adalah komunikasi politik.
-
Ciri ketiga, kurang menggunakan metoda dan
pendekatan yang biasa dipakai ilmu komunikasi dalam mengkaji proses komunikasi.
Oleh karena itu untuk memperjelas eksistensi studi komunikasi politik, para
ilmuwan perlu menggunakan bantuan dari ilmu komunikasi yang telah berhasil
menciptakan berbagai pendekatan, metode, dan konsep yang bermanfaat bagi para
ilmuwan politik.
Hakikat Komunikasi Politik
Secara
filosofis kajian komunikasi politik adalah kajian tentang hakikat kehidupan
manusia untuk mempertahankan hidup dalm lingkup berbangsa dan bernegara.
Hakikat dan fungsi komunikasi politik berdimensi dua yang
bersifat ideal normatif negara, yaitu ideal normatif ke dalam tubuh negara dan
ideal normative ke luar negara.
è
Ideal normatif ke dalam tubuh negara, maka
hakikat komunikasi politik melihat negara sebagai suatu kesatuan yang utuh dan
tersusun dalam suatu bangunan “Marsus” (tersusun rapi) mengarah kepada
tercapainya ideal normative tersebut.
è
Ideal normatif ke luar negara, maka hakikat
komunikasi politik kembali kepada hakikat manusia yang selalu ingin
mengembangkan jalinan komunikasi dengan manusia lain yang berada dalam
determinan ego natur dan ego kultur yang berbeda. Hal ini mengandung makna
bahwa komunikasi politik harus mampu menembus ragam kepentingan, ragam pola
keyakinan yang diarahkan kepada terwujudnya kepentingan bersama tanpa ada satu
negara pun yang merasa dirugikan.
è
Unsur-unsur komunikasi politik : Komunikator
politik, komunikan, isi komunikasi (pesan-pesan), media komunikasi, tujuan
komunikasi, sumber, dan efek.
è
Syarat-syarat komunikator politik :
-
Memiliki nuansa yang luas tentang berbagai aspek
dan masalah-masalah kenegaraan,
-
Memiliki komitmen moral terhadap sistem nilai
yang sedang berlangsung,
-
Berorientasi kepada kepentingan negara,
-
Memiliki kedewasaan emosi (emotional
intelligence),
-
Jauh dari sikap hipokrit (cognitive dissonance).
è
Komunikan dapat bersifat perorangan (individual),
kelompok (group), dapat berupa institusi, organisasi, masyarakat, parpol, dan
dapat pula negaraatau pemerintahan negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar