Semalam aku mendapat siraman rohani dari mamak. Katanya,
banyak yang bilang aku ini jarang senyum, jadi mukanya keliatan sundek. Pasti
pada bingung ya apa itu sundek. Sundek itu sama dengan cemberut (kalau nggak
salah sih).
Jadi dapat nasehat, bla bla bla bla bla. Sebenarnya sih
kalau komentar “jarang senyum” itu nggak kali ini aja aku dengar. Dulu
teman-teman sekolah aku juga sering bilang gitu. Jarang senyum, jutek, cuek,
sinis (itu yang aku ingat).
Mungkin kesan sinis itu muncul karena aku selalu pakai
eyeliner kemana pun aku pergi. Eyeliner itu membuat mata jadi keliatan lebih
tajam dan sinis. Tapi memang dari dulu aku senang pakai eyeliner, biar nggak
keliatan pucat.
Karena keseringan pake eyeliner, jadi kalau sewaktu-waktu
aku lupa pakai, pasti ada teman yang bilang, “Kok keliatan pucat?,”
Nah, balik lagi ke topik di atas, memang aku tipe orang yang
susah senyum. Karena aku mikir, kalau aku jalan sambil senyum, ada 2
kemungkinan : kalau nggak dikatain orang gila, pasti dibilang tebar pesona.
Karena pikiran aku itu lah, makanya sampe sekarang aku susah banget senyum.
Terkecuali udah di senyumin duluan sama orang. Tapi kadang kalau di senyumin
sama orang pun, aku suka liat ke belakang dulu, benar buat aku atau bukan
senyumnya J
Makanya kadang-kadang aku suka iri sama orang yang supel.
Yang bisa ramah sama semua orang. Karena itu merupakan tantangan terbesar buat
aku. Sampai saat ini, itu adalah hal yang sangat sulit untuk aku lakukan. Sering
aku mencoba “supel” tapi justru membuat aku nggak nyaman (jujur). Kesannya kok
kayak cari muka L
Susah buat aku untuk basa basi sama orang, kecuali sama
teman-teman yang udah dekat. Bahkan sama saudara-saudara aja, aku masih susah
untuk membuka pembicaraan. Palingan kalau ditanya, aku jawab. Kalau nggak, aku
diamin aja. Bodoh banget kan X_X
Bahkan aku sampai membaca bukunya Larry King, yang judulnya “Seni
Berbicara”, supaya aku tahu bagaimana caranya membuka pembicaraan dengan
orang-orang yang baru ku temui.
Dan itu adalah salah satu alasan mengapa aku memilih kuliah
di jurusan ilmu komunikasi. Supaya aku bisa belajar bagaimana berkomunikasi
dengan orang lain, dekat dengan banyak orang, menjalin hubungan dengan
masyarakat, dan pastinya bisa berguna buat orang lain. Karena manusia yang baik
adalah mereka yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Mungkin kedepannya aku harus belajar bagaimana caranya
“senyum”. Aku harus bisa lebih ramah. Benar kata mamak, aku harus lebih care
lagi sama orang.
Kalau kata kak Mena, aku itu orangnya nggak pedulian sama
lingkungan sekitar, cuek sama orang. Kadang aku bingung, apa yang harus aku
perbuat untuk merubah persepsi orang-orang itu. Makanya dari tadi sore, aku
senyumin semua orang yang aku temui di jalan biar nggak dibilang sombong atau
sundek lagi J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar